Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

Sekolah Bisa sebagai Laboratorium Besar untuk Pencegahan Covid-19

Diperbarui: 9 Februari 2022   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: pu.go.id

Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Jabotabek dan daerah-daerah lain untuk sementara waktu hingga awal  Maret 2022 ditutup. Pertimbangan penutupan tidak lain karena sekolah telah terkontaminasi  bahkan dikhawatirkan sebagai kluster tinggi sebagai penyebab penyebran Covid 19 varian Omicron , bahkan ada yang menyatakan sebagai gelombang Covid-19. 

Meskipun hanya kurang dari 25 sekolah yang terkena dan itu pun tidak seluruh siswa namun melihat kasus yang sudah-sudah maka dengan 99 kasus tidak menutup kemungkinan sekolah lainnya  pun kena imbasnya.

Terlebih varian ini penyeberannya sangat cepat bahkan WHO menyatakan Omicron sebagai VOC (Variant Of Concern) atau varian yang perlu perhatian. Di samping varian yang sudah ada semisal Alfa, Beta, Gama, dan Delta. Setiap varian mempunyai karakteristik masing-masing, namun yang paling heboh karena banyaknya jiwa yang harus direnggut melaluinya adalah varian Delta.

Ketika Varian Delta merebak pada bulan Juni tahun 2021 Sebagian besar sekolah di Indonesia melakukan pembelajaran melalui daring. Sehingga dampak virus  tersebut tidak begitu terasa oleh sekolah-sekolah. Namun berbeda dengan varian Omicron yang mulai merebak di Indonesia akhir-akhir  ini, kemudian siswa pun diizinkan  masuk sekolah meskipun masih belum bisa terisi 100 persen. 

Meskipun masuk sekolah belum secara penuh menggunakan sistem dua kali sif,   dengan artian hanya 50% siswa yang masuk. Atau siswa masuk selang seling-seling, satu hari libur satu hari berikutnya masuk.

Namun sayangnya ketika varian Omicron mewabah seolah orang sudah lupa jikalau COVID selalu mengintai dan masyarakat dunia membuka kran pergaulan seolah tidak terjadi apa-apa. Di situlah wabah pandemi kembali datang. Tidak luput dunia pendidikan seolah mempunyai euforia. Semangat yang luar biasa itu timbul karena hampir dua tahun tidak ada tatap muka sama sekali lewat KBM.

Segala upaya dilakaukan  oleh manajemen sekolah dari  mempersiapkan perlengkapan yang dianggap memadai bahkan tim satgas covid sudah terbentuk. Namun satu hal yang kurang diperhatikan adalah, siswa itu sendiri.

Usia siswa SMP hingga SMA adalah anak yang mempunyai sikap sosial dan keinginan untuk berinteraksi yang sangat tinggi. Kebebasan yang tidak di dapat selama hampir dua tahun itu akan digunakan seluas-luasnya untuk bertemu kembali dengan teman sebaya baik di sekolah kemudian dilanjutkan pergaulan di luar sekolah. Sehingga sebenarnya tidak perlu kaget belebihan kalau kasus Covid sangat mudah merebak di lingkungan sekolah.

Menutup Sekolah Kembali dan Melakukan Daring Murni Bukan Pilihan Bijak
Tarik ulur antara pemerintah pusat  dengan Pemda  untuk menutup seluruh daerah yang terimbas Covid adalah pilihan yang realistis namun belum dikatakan benar. Karena sebagian besar bahkan seluruh pendidik, karyawan sekolah, siswa, bahkan sebagian besar masyarakat divaksin hingga dua kali maka herd imunity sebenarnya sudah terbentuk.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline