Keseimbangan dalam segala hal sangat penting, tidak terkecuali dalam proses pikir. Salah satu organ yang tidak pernah berhenti dalam kehidupan manusia adalah berprosesnya otak.
Ketika mata terbuka dan melihat sesuatu pasti otak akan merespon, kemudian memerintahkan untuk melakukan suatu tindakan atau meresponnya.
Bahkan tidur pun otak tidak mau juga tidur. Mungkin sama dengan jantung yang tidak mau beristirahat. Namun sayangnyaa jantung maupun otak jika berhenti dalam berproses akan terjadi gangguan yang sangat serius dalam hidup.
Tidak semua orang bisa mengerjakan perbuatan yang telah distimulus oleh otak. Dan hanya berhenti di terminal memori yang bisa dibuka suatu waktu. Atau karena seringnya menyimpan rangsangan-rangsangan tanpa bisa melakukan pekerjaan maka yang timbul adalah kejenuhan otak itu sendiri.
Bahkan bisa saja ketidakberanian otot melakukan sesuai dengan yang diperintahkan oleh otak sebagai jenderal akan menjadi kebiasaan. Selanjutnya otak lebih suka berpikir.
Bisa dibayangkan jika setiap hari mata dan indera lain menerima rangsangan kemudian sang "Jenderal" hanya mampu berpikir. Tidak ada kuasa untuk memerintah organ tubuh lainnya, bisa dibayangkan betapa banyaknya PR yang harus dikerjakannya.
Menyeimbangkan Proses Berpikir Dan Bekerja Sangat Penting.
Terlihat mudah mengatakan Jika hidup harus berimbang. Tidak boleh berlebih-lebih dan jangan sampai kekurangan, yang sedang-sedang saja begitu kira-kira.
Namun bagaimana cara agar hidup itu berimbang, itulah yang menjadi permasalahan. Karena tidak semua orang mempunyai takaran yang pas untuk bisa dikatakan mempunyai sistem pengaturan berpikir yang berimbang.
Paling tidak bisa meletakkan setiap stimulus pada porsi semestinya akan menolong beban otak agar tidak terlalu bekerja berat. Beban yang terus menerus diterima memori otak sedikit banyak akan berpengaruh pada kondisi tubuh seseorang.
Kalau saja tubuh bisa menerima berjuta-juta rangsangan yang diterima tidak menjadi masalah. Kala terjadi memori yang berlebihan paling tidak ada suatu tekanan dalam psikis, stress, bahkan depresi.