Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

"Ghosting" Menerpa? Selalu Sisakan Ruang Hati

Diperbarui: 2 Maret 2021   20:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: via fimela.com

Ghosting, istilah populer yang timbul karena adanya pertemanan. Dan konotasi yang ditimbulkan juga ada stigma negatifnya. Kalau dibuat sederhana kata ghost itu sendiri, hantu. Dan bentuk hantu yang tidak jelas dan membuat orang akan merasa takut ketika hanya mendengar namanya, terlebih kalau betul-betul ketemu, bisa-bisa menjadi gagu mendadak.

Bisa saja ghosting itu diartikan sebagai pengkhianatan. Betapa tidak ketika sedang merasa menikmati sayang-sayangnya tetiba ditinggal pergi dengan berbagai alasan. Karena domisili yang berjauhanlah,  karena hubungan sudah tidak seharmonis ketika beberapa bulan bertemulah, alasan ini, itu, sini-situ, atau hanya yang dicari-cari.

Namun tidak lebih menyakitkan ketika hubungan yang serasa baik-baik itu hanya ada di permukaan namun sesungguhnya sudah tidak ada lagi aliran-aliran perasaan, pengertian, sayang, bahkan cinta. Sehingga hubungan pertemanan atau pun percintaan itu seperti orang yang bermain drama dengan tampilan berbagai wajah dan kostum yang berbeda.

Sangat menjengkelkan pastinya ketika suatu ikatan apa pun namanya baru mengetahui jika dirinya dijadikan obyek ghosting dari orang yang sangat dipercayainya. Segala perasaan jengkel timbul, kecewa, amarah, hingga putus asa timbul jadi satu. Kalau orang yang dibuat tidak enak hati masih bisa berpikir normal, maka sedikit demi sedikit dirinya aka membangun kembali kepercayaan yang ada pada dirinya.

Namun jika seseorang yang dibuat tidak enak hati itu mempunyai perasaan yang sangat sulit untuk melupakan kesalahan. Bahkan tidak bisa pergi dari semua yang telah menimpa dirinya, bisa saja akan terjebak pada depresi. Setiap orang pasti akan mudah mengatakan jika sesuatu kejahatan yang menimpa dirinya maka segera saja dibalas, maka akan selesai hutang yang menimpa dirinya. Namun tidak semudah itu, jikalau pun bisa membalas sakit hatinya perilaku ghosting yang diterimanya tidak akan hilang begitu saja.

Orang yang terlanjur sebagai korban ghosting dan jika kebetulan juga dirinya orang yang sangat sulit move on dari suatu masalah selanjutnya akan memandang suatu ikatan hubungan manusia entah sebagai suami istri, sahabat, atau hanya sekedar teman akan disamakan sebagai hubungan kekeliruan. Karena tingkat kepercayaan yang sudah tinggi tetiba disobek-sobek oleh pengingkaran.  

Peng-ghosting Adalah Pemain Drama Kehidupan yang Baik

Seseorang yang mempunyai kehidupan yang flat saja, sangat banyak di dunia ini kemudian memandang dunia dari warna hitam dan putih saja. Namun tidak sedikit yang mempunyai rona kehidupan bak pelangi sangat berwarna-warni sehingga jika dipisahkan warnanya malah tidak akan tampak menarik.

Orang yang mempercayakan masalahnya kepada seseorang yang dianggap dipercaya dalam urusan perniagaan, kenegaraan bahkan perasaan sangat mengharapkan segalanya akan berjalan lancar hingga pada satu titik kesepakatan. Karena tujuan akhir yang baik sebagaimana kata awal yang direncanakan akan membuahkan kebahagiaan bagi keduanya. Andaikan ada aral tetap keduanya saling mengerti sebab memang ada permasalahan yang menjadi penyebabnya. Tetapi yang menjadi permasalahan ketika orang yang dianggap sebagai orang yang baik itu memberikan kenyataan bertolak belakang.

Tiada tindakan yang paling baik kecuali menyusun kembali rencana-rencana yang telah disusun bersama itu ke dalam planning pribadi yang semampunya bisa dikerjakan. Membiarkan diri lebih terperosok ke dalam lobang yang lebih dalam adalah tindakan lebih yang tidak bisa dimaafkan. Dan membiarkan orang lain yang hanya memanfaatkan sebagian dari hidup orang lain bisa saja di maafkan sebelum orang itu mengambil seluruh hidup yang dimiliki.

Sebagai pemain drama yang berkarakter tidak mudah mengenali sifatnya di awal. Dan sayangnya pendektesian akan bisa dilakukan oleh orang yang juga mempunyai karakter pemain drama yang baik juga,  atau orang itu sebagai sutradara yang baik. Orang yang melakukan ghosting bisa saja memang disengaja, namun adakah yang dikarenakan suatu sebab harus melakukan ghosting?

Pada Fitrahnya Semua Manusia adalah Baik

Menjadi baik adalah pilihan setiap manusia. Namun ketika menjadi pura-pura baik adalah dua hal yang berbeda. Menjadikan orang lain tidak terbebani dengan perasaan menyesal ataupun merasa tersakiti sekecil  apapun dari perilaku kita, hal itu  sudah menjadi perilaku baik. Namun meskipun dengan tanpa kesengajaan perilaku kita sudah menjadikan mereka bahagia itulah yang selalu dicari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline