Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

Kenangan Emas Sea Games 1991, Bisa Terulang?

Diperbarui: 2 Desember 2019   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemain dan Staf Pelatih Tim Sepak Bola PSSI untuk     Sea Games 2019 (tribunnews.com)

Pelatih Timnas Vietnam asal Korea Hang seo mengadakan latihan,  tetapi tertutup dari  liputan media bahkan penonton pun dilarang untuk menyaksikan (CNN, Indonesia 1 Desember 2019). Ia beranggapan begitu pentingnya pertandingan melawan timnas Indonesia. Karena dengan nilai sama enam maka pertandingan ini bisa dikatakan sebagai kunci emas untuk menatap babak berikutnya.

Siapa pun pemenangnya pastilah akan dengan santai menyongsong laga sisa pada dua babak berikutnya. Karena satu kaki sudah berada di babak gugur atau lolos ke babak berikutnya, sedangkan yang kalah harus berjuang dengan ekstra agar peluang ke babak berikutnya terjaga. Minimal memenangi dua laga sisa. Saya sendiri pastilah menginginkan tim merah putih memenangi pertandingan ini kali.

Dengan dua sisa pertandingan melawan Brunei dan Laos pastilah peluang menang lebih besar. Sehingga Coach Indra bisa merotasi pemain dan menjaga pemainnya agar segar ketika sampai fase gugur. Kalau Tim Garuda yang menang, kalau kalah ya di dua pertarungan berikutnya harus berjibaku melumpuhkan rivalnya dengan jumlah gol yang besar. 

Namun dengan dua sisa pertandingan yang harus dilakoni Vietnam melawan Singapura dan Thailand layaknya kita berharap mereka juga berkeinginan sama untuk menuju ke babak berikutnya. Artinya tim Thailand maupun Singapura bisa mengalahkan Vietnam.

Kenangan bisa menjadikan hidup menjadi lebih semangat, apalagi kenangan itu menyangkut dengan kebanggan. Di Stadion Rizal Memorial pada tahun 1991 Timnas Merah Putih pernah berjaya mendapatkan emas. Lewat pelatih Anatoly Fyodorovich Polosin dengan pemain yang dikomandoi Roby Darwis menang adu tostosan penalti Tim Garuda mengalahkan Thailand 4-3.  Itulah kenangan terindah yang diharapkan tahun ini juga bisa dilakukan yang sama setelah 28 tahun berlalu.

Itulah kenangan terindah mendapatkan emas yang pertama pada tahun 1991, dan sayangnya setelah perhelatan  Sea Games berikutnya tidak pernah mendapatkan. Tahun ini merupakan suatu harapan yang sangat tinggi untuk mengulang apa yang di dapatkan Roby Darwis dan kawan-kawan.
Kenangan hanya hidup pada pelaku, sementara  orang lain hanya bisa mendengar. Demikian juga dengan pemain  yang berlaga pada Sea Games ini pastilah mendapat brifing dari pelatih bahkan pemain yang pernah mengalami  pertandingan masa itu. Tentunya cerita kemenangan itu akan disertai dengan bumbu-bumbu kata betapa beratnya untuk meraih suatu kemenangan.  

Entah hal apa yang paling menjadi perhatian pelatih hingga pemain terlihat memparagakan  permainan direct, langsung ke gawang lawan. Akibatnya pemain banyak kehilangan bola, paling tidak permainan direct itu terlihat hingga lima belas menit awal. Permainan yang diperagakan kedua pemain hampir sama yaitu permainan yang langsung ke kotak penalti. Dan permainan terbuka dari vietnam yang dimainkan tatkala mengalahkan Brunai dan Laos agak berbeda  saat melawan Tim Indonesia.

Hanya nasib baik juga yang akan membantu tim lawan seberapa baik tim bertanding, pada menit ke 23 saat Asnawi melakukan tembakan ke arah gawang Vietnam, sempat membentur mistar. Dan kiper Vietnam sempat menepisnya namun lepas sedikit. Ya hanya sedikit tetapi lepas, dan kesalahan itu dimanfaatkan oleh  Sani Rizki  1-0 untuk Tim Garuda.

Setelah defisit gol tim Vietnam bermain lebih menyerang dan Sadil Ramdani dkk lebih banyak menunggu. Saat pola seperti ini diterapkan tampak tugas Nadil Argawinata  sang kiper memang lebih berat dan fokus pemain belakang sampai menit ke 36 berjalan rapi.   Dan sesekali melakukan  serangan balik. Pertahanan yang baik adalah menyerang, mungkin ungkapan itu dipakai oleh tim Vietnam yang selalu meneyerang dan mengurung pertahanan tim Garuda. Paling tidak sampai menit 45 babak pertama berakhir pola bertahan dengan cara menyerang cara tim Vietnam dan peragaan  bertahan ala pemain Indonesia di area penalti Indonesia belum bisa mengubah kedudukan. Kemenangan sementara untuk Osvaldo dkk.

Gol balasan oleh Vietnam dengan pola menyerangnya berbuah hasil juga, pada menit ke-63 lewat tendangan set piece dari sudut kanan gawang Tim Indonesia berhasil dijadikan gol. Kedudukan sementara Indonesia 1  Vietnam 1. Selanjutnya bisa ditebak kedua tim lebih ngotot untuk bermain, bahkan kontak fisik yang membuat wasit sering meniup peluit untuk melerai persinggungan yang menjurus perkelahian.

Masuknya Egy, penyerang Tim Garuda membuat serangan tim vietnam agak kendor karena harus membagi perhatian pada sang bomber ini.  kengototan  dan keinginan untuk menang yang melebihi pemain Indonesia berbuah hasil juga. Lewat tendangan yang keras dari luar daerah pinalti pada menit ke 92 oleh Nguyem Hoang Duc merobek gawang tim Garuda juga. Akhirnya kedudukan 2-1 untuk kemenangan Vietnam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline