Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

Kelo Merico Mbak Siti yang Mantab Jiwa

Diperbarui: 19 November 2019   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kelo merico : dokpri

Di Pati wilayah pantura, tidak akan pernah habis rasanya untuk mencari sudut-sudut tempat menjajakan makanan, dari yang hanya sekedar warung sederhana sampai restoran. Bertebaran dari pelosok desa hingga di kota menyediakan kuliner yang memanjakan lidah. 

Beraneka jenis masakan tersedia dari yang berbahan sayur-mayur, daging, ikan air tawar, hingga ikan air laut. Tentunya dengan harga yang sangat terjangkau bagi semua kalangan.

Kali ini saya akan mencicipi masakan kelo merico. Masakan yang bahan dasarnya ikan, jadi kandungan proteinnya sangat tinggi. Warung ini di Jalan Ki Ageng Selo, 100 meter sebelah barat Pentol Blaru, tepat di timur jembatan.  Sebutan Pentol karena mengacu pada bentuk tugu yang bentuknya sepeti ujung korek api, atau bulatan-bulatan bakso. 

Dan Blaru adalah nama desa yang berada di selatan kota Pati. Di  "Warung Mbak Siti" selain menjual kelo merico menu lain yang disediakan adalah 'ndas manyung', namun untuk kuliner satu ini semoga lain kali bisa saya sajikan. 

Tempat ini sangat mudah dijangkau dengan angkuta atau armada sendiri. Dengan kemudahan cara mendatanginya warung ini tidak pernah sepi. Buka jam 08.00, jam 12-an sudah habis.

Secara harfiah kelo merico dari kata, kelo; dimasak, masakan sedangkan merico jenis rempah-rempah yang mempunyai rasa pedas namun bisa menghangatkan tubuh. Merico hanyalah sekian rempah-rempah yang dijadikan bumbu. Padahal bumbu yang lain dapat dijadikan penambah rasa sedap; cabe, bawang merah, bawang putih, kunyit, asam jawa, garam, ikan patin (disesuaikan keinginan), dan yang harus ada merica.  

Untuk rasa sedap yang pas sepeti warung mbak Siti ini katanya; "Rahasia dapur." Tidak boleh sembarang orang tahu bagaimana meramunya agar mempunyai cita rasa yang  'mantab jiwa'.  

Jawaban yang sama, setiap warung yang enak katanya bumbu yang disediakan standar tetapi ketika ditanya soal lebih rahasia sangat pelit. Takut disaingi kalau sampai ketahuan rahasia dapurnya, mungkin.

Dokpri

Jam 10-an kira-kira saya datang ke warung Mbak Siti untuk menikmati masakan  kelo merico. Sesampainya di sana warung sudah penuh dengan pelanggan. Dan tentunya saya tidak akan khawatir  karena akan selalu mendapat tempat, karena langganan tetap, bisa dikatakan langganan  lawas alias lama.  

Penjualnya juga sudah paham pesanan  saya, ikan utuh sedang. Kalau pas kebetulan ukuran sedang dan utuh tidak ada, pastilah akan dipilihkan bagian perut dan kepala. Menu nasi setengah piring, minumnya segelas jeruk  hangat, dan kerupuk tidak ketinggalan.

Hanya menunggu lima menit pesanan pun datang, sepiring kelo merico berkuah tidak bersantan sedap aromanya. Tekstur ikan patin, kebetulan kali ini yang ada ikan patin (ikan yang lain bisa juga dimasak dengan bumbu kelo merico) teksturnya sangat kenyal tidak lembek dan juga tidak keras, jadi ketika dimakan masih terasa dagingya.

Rupanya kalau datang lebih awal kelo merico masih ada campuran krai. Krai buah-buahan sejenis mentimun berkulit agak keras, perbedaannya  saat digunakan untuk campuran masakan hanya pada kesenangan saja, karena kedua buah-buahan ini sangat segar jika dimakan mentah-mentah. Namun ada perbedaan sedikit. Kalau krai dimasak tidak lumer berbeda dengan mentimun akan sangat lembek kalau kena panas. Dan rasanya lebih renyah krai, sehingga masyarakat Pati lebih menyenangi krai untuk campuran masakan kelo mrico.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline