Lihat ke Halaman Asli

dodo si pahing

semoga rindumu masih untukku.

Garuda Menerkam Adalah Filosofi Sepak Bolaku

Diperbarui: 12 September 2019   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bolasport.com

Semangat mengggelora bagi pecinta sepak bola di tanah air sudah seyogyanya jangan sampai pernah padam. Seperti semangat api nan tak kunjung padam dari Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. 

Selalu menyala kecil tetapi selalu terjaga untuk tidak mati. Perbandingan semangat dan kenyatan prestasi sepak bola bagai dua hal yang harus dijaga. Saking semangatnya mendekati membabi buta gerak para pecinta sepak bola yang diwujudkan dalam supporter ini. 

Tantang sani sini buat onar untuk berteriak kalau timnya terbaik. Semangat inilah yang harus selalu digelorakan tetapi harus selalu ditata menuju dewasa.

Semangat yang begitu besar bagi semesta rakyat Indonesia agar prestasi persepakbolaan Indonesia menyentuh level dunia mengapa harus selalu pupus paling tidak sampai saat ini. Semoga harapan yang terjaga itu suatu saat bisa membuahkan hasil nyata. 

Entah cucu kita, cicit kita, bahkan sampai di akhirat kalau kita bisa menyaksikan tim Indonesia bisa berlaga di level piala dunia rasanya bisa tersenyum.

Lantas apa yang salah dengan sepak bola kita? Pengurus tidak henti henti berantem demi mewujudkan kelompoknya untuk memimpin kemudian bisa mengatur persepakbolaan Indonesia. 

Sungguh mulia bukan berani tampil di depan kemudian akan selalu tampil di depan layar jika berprestasi. Kalau tidak berprestasi cukup menyalahkan sana hujat sini. Selanjutnya buat tim investigasi keluarlah dana studi banding.

Salah apa coba kalau pendapat orang pun sudah dipakai dengan memakai tenaga asing alias menaturalisasi pemain macam Beto, Ifan Bachdim, Lilipali, dan lain lain sampai pelatih pun sudah berasal dari luar negeri. 

Namun ketika pada masa pertandingan berlangsung harapan yang sempat membuncah tinggi melawan Malaysia harus menangis dengar skor 3-2, kemudian dipecundangi Thailand 3-0. Kalau kata orang sudah dipakai dan masih saja salah lantas apa harus percaya dengan kata Jin?

Di tengah prestasi tim senior yang terengah-engah untuk menuju piala dunia 2022, ada secercah harapan dari tim U.19. Pada laga pertama saat uji coba dengan Iran di tekuk 4-2, namun bisa bangkit pada pertemuan kedua dengan skor 1-0. 

Di sini sudah terlihat betapa semangat anak muda yang belum terkontaminasi dengan ketenaran mudah diarahkan. Kemudian fisik anak muda ini sangat terjaga untuk bermain lebih dari 90 menit. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline