Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Choliq

Sambal Terasi

Tangisan Wajah

Diperbarui: 23 Mei 2024   17:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Tatkala ingatan tak mampu merekam kenangan,
padahal hidup telah banyak melumat kisah
yang mendenguskan nasib kesedihan,
disitulah aroma hujan masuk menembus dinding,                                                 menyelinap melewati celah-celah kamar berpacu dengan tangisan wajah yang bermerah-merah.

Dari kejauhan  suaranya bagai desis ular,    tiba-tiba saja tubuhnya dalam ketakutan yang menjalar.                                                     Dia berteriak ditengah gemuruh guntur,      disaat hujan tak nampak akur.
Seketika jiwanya  didesak kekhawatiran       tak sempat merapikan raut mukanya apalagi mengemasi kesedihannya.


(Grobogan, Kamis, 23 Mei 2024 M /  15 Dzulqoidah 1445 H. Pukul 17.29 WIB).
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline