Lihat ke Halaman Asli

Angin Lima Menit

Diperbarui: 30 April 2024   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber Gambar: Relawan Kencana/ foto angin merobohkan atap seng warung.


Tukang bangunan tengah berjibaku memaku
sebuah seng sebagai atap warung,
terdengar angin gemuruh dari arah timur  berlarian,  
begitu kencang menendang-nendang,
panik membalut muka mereka
pasukan di aba-aba
"ayo turun ada bahaya !"

Angin semakin meluapkan emosinya,
Lima menit  menjelma tinggi hati
atap seng yang baru saja dipasang
dihajar, ditendang, di buang,
gafalum yang dipeluk paku
tak mampu menepis semangat angin
 Ia  begitu mampu dan  mudah menyapu.

penjual di depan warung dihantam seng.
Kekuatan angin bukan lagi kaleng-kaleng,
pelipis penjual terluka.
Dibawalah ke puskesmas seketika.

Lima menit kemudian usai kejadian,
relawan berduyun-duyun
membersihkan puing-puing bangunan
merapikan, menjaga lingkungan.


( Selasa, 30 April 2024)
Puisi ini terinspirasi dari berita yang berjudul Angin Kencang Mampir Kudus Lima Menit, Robohkan Atap Warung di Dawe. Begini Kejadiannya berlangsung sejak Minggu tanggal 28 April pukul 14.00 WIB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline