Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Choliq

Sambal Terasi

Dilema Malam

Diperbarui: 24 Januari 2024   07:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sumber gambar: Ahmad/ilustrasi malam gelap dan hujan.

Guntur menggelegar,
kilat menimpali sangar,
hati terhantar getar,
rasa takut mulai menampar.

      Angin kencang menendang mendung,
      hujan tak sanggup lagi dibendung,
      tumpah deras
       tertamponlah rumah-rumah berteras
       menyebar ke penjuru luas,
       rencana -rencana berlarian
       memenangkan rasa malas.

Gelap malam
bertambah suram
tatkala listrik mulai padam,
aura seram menghantam,
jiwa-jiwa hanya bisa bergumam,
"Wahai korek kau dimana..?"
mata tak melihat apa-apa,
sementara tangan meraba-raba sini sana.
Tergenggamlah korek diam tanpa kata.
"korek ! Kau kucari ternyata disini."
berjalanlah kaki bersama nyalanya api,
menghampiri almari,
menarik laci,
dapatlah lilin terbujur sendiri.

             Mulailah lilin di meja menerang                       remang,
              api asyik bergoyang-goyang,
              melahirkan bayang-bayang,
              hati penghuni rumah menjadi                          senang.

(Grobogan, Rabu, 24 Januari 2024).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline