Lihat ke Halaman Asli

Nurul Munawaroh

Fi sabilillah

Stunting pada Balita

Diperbarui: 6 Desember 2020   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada tahun 2019 Survei membuktikan bahwa sekitar 30% balita di indonesia mengalami stunting. Hal ini disebabkan oleh status gizi pada ibu hamil dan bayi buruk, sehingga terjadinya stunting Pada bayi. Stunting merupakan masalah utama gizi yang ada di Indonesia saat ini. Stunting yaitu keadaan gagal tumbuh anak pada usia balita. dan biasanya diakibatkan kurangnya mengkonsumsi zat gizi makro seperti karbohidrat, Protein dan lemak. 

Perlu diperhatikan pemberian asupan gizi pada anak dan juga ibu menyusui bahkan pentingnya asupan gizi dimulai dari Pertama Kehamilan sampai anak berusia 2 tahun. Karena sejak didalam kandungan bayi membutuhkan berbagai macam zat gizi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

1000  Hari Pertama Kehidupan merupakan periode emas bagi pertumbuhan anak dimana Pada masa itu pertumbuhan anak harus dijaga. Karena jika anak gagal tumbuh pada masa 1000 HPK itu maka Sampai dewasa anak akan mengalami Lambatnya pertumbuhan. 1000 HPK yaitu di mulai dari sejak pertama kehamilan sampai anak berusia 2 tahun.

 pada masa 1000 Hari pertama kehidupan bayi memerlukan asi ekslusif selama 6 bulan. dan makanan Pendamping asi setelahnya. selain itu faktor yang mempengaruhi stunting yaitu Infeksi yang berulang, Sanitasi yang kurang, dan terbatasnya layanan kesehatan di daerah tempat tinggal. pengaruh stunting pada anak yaitu akan mempengaruhi perkembangan otak anak, kecerdasan anak tidak bisa maksimal dan dibawah rata-rata. Selain itu imun tubuh anak kurang sehingga mudah terserang penyakit.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline