Lihat ke Halaman Asli

Nurul Nabila

Mahasiswa

Faktor Gaya Hidup dan Pola Makan Remaja dengan Kaitannya dengan Kejadian Obesitas

Diperbarui: 25 Mei 2022   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Obesitas merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sudah sering diperbincangkan dan dapat pula dilihat banyaknya kasus obesitas yang terjadi di masyarakat khususnya para remaja.

Obesitas ini ialah sebuah penyakit atau kelainan yang terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang keluar dari tubuh dan ditandai dengan jaringan lemak yang tertimbun secara berlebihan. 

Tidak hanya di Indonesia, namun di Negara-negara berkembang lainnya juga mengalami prevalensi obesitas yang tinggi. Berdasarkan  hasil  Riset Kesehatan Dasar (2013) diketahui bahwa prevalensi obesitas pada remaja umur 16-18 tahun sebanyak 1,6% meningkat menjadi 4% pada tahun 2018.

Permasalahan obesitas tidak hanya menyerang pada usia dewasa namun anak-anak dan remaja juga dapat mengalaminya. Pada usia anak-anak atau remaja merupakan usia yang memerlukan perhatian khusus terkait permasalahan obesitas karena dampaknya dapat berlanjut pada usia dewasa. Remaja yang mengalami obesitas rentan untuk meningkatkan terjadinya permasalahan kesehatan lainnya seperti diabetes, penyakit jantung, dan kardiovaskuler. 

Selain itu, obesitas juga dapat menganggu psikologis para remaja karena hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri pada seseorang. Usia remaja dikatakan usia yang rentan karena masih mengalami pertumbuhan sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi bagi tubuhnya. Sehingga hal tersebut menajadi resiko yang sangat tinggi bagi remaja untuk mengalami gizi lebih.

Adapun faktor yang dapat menyebabkan obesitas pada remaja yaitu pola makan yang tidak seimbang, seringnya mengonsumsi fast food dan soft drink, kurangnya aktivitas fisik, dan perubahan gaya hidup (life style). Pada usia remaja seringkali kita mengabaikan pola makan yang benar dan lebih mementingkan tren modern yang ada seperti, fast food, soft drink dan sebagainya. 

Konsumsi makanan yang berlebih dan tinggi lemak tanpa adanya aktivitas fisik juga sangat beresiko mengalami obesitas. Menurut Praditasari dan Sumarmi pada tahun 2018 menytakan bahwa aktivitas fisik yang sangat ringan memiliki faktor risiko 9,5 kali lebih besar untuk  menyebabkan terjadinya kegemukan dibandingkan dengan aktivitas fisik ringan. 

Selain faktor tersebut, terdapat pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa faktor genetic berpengaruh terhadap terjadinya obesitas pada anak. Bila salah satu orang tua obesitas maka presentasi anak-anaknya akan   berisiko obesitas yaitu sekitar 40 --50%, sedangkan bila kedua orang tua obesitas maka 80% anak-anaknya akan berisiko obesitas (Misnadiarly, 2007).

Obesitas yang terjadi pada remaja merupakan permasalahan kesehatan yang telah banyak terjadi di masyarakat. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya obesitas yaitu pola makan yang tidak seimbang dan mengonsumsi junk food / fast food dan soft drink secara berlebihan, kurangnya aktifitas fisik, serta faktor genetic.

 Pola Makan

Pola makan yang dapat mempengaruhi obesitas ini seperti asupan makanan atau energi yang masuk tidak seimbang, frekuensi makan yang berlebihan, serta mengonsumsi makanan hanya untuk mengikuti tren yaitu junk food, fast food, soft drink dan sebagainya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline