Lihat ke Halaman Asli

Nurul IzzaZahia

SMAN CMBBS

Kecerdasan Buatan Tidak Bisa Menggantikan Peran Manusia

Diperbarui: 5 Maret 2023   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.intuitive.com/

Kita sekarang berada pada zaman 4.0 dimana sudah banyak sekali teknologi canggih yang membantu kita menjalani kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi yang sangat pesat mendorong berbagai inovasi yang terus bermunculan, salah satunya menggunakan kecerdasan buatan dalam suatu pembuatan produk yang dapat membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sudah banyak bidang pekerjaan yang sudah dibantu oleh kecerdasan buatan dari mulai bidang industri, ekonomi, kesehatan, dan masih banyak lagi. Namun apakah benar kecerdasan buatan bisa menggantikan peran manusia?

Definisi

Kecerdasan Buatan/ Artificial Intelligence (AI) merupakan simulasi dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia dan dimodelkan dalam sebuah mesin yang diprogram agar bisa berpikir seperti halnya manusia. AI dalam proses pengoprasiannya melakukan tiga hal yaitu learning, reasoning dan juga self-correction

Perkembangan Kecerdasan Buatan

Sudah banyak sekali negara-negara yang sudah menggunakan kecerdasan buatan dalam sektor pekerjaan, khususnya pekerjaan yang bersifat repetitif atau tidak membutuhkan kreatifitas dan inovasi. Kita bisa melihat dari negara China yang telah menjadi pemimpin dunia dalam penerapan AI atau robot dalam 8 tahun terakhir. Dari 3 tahun kebelakang, China sudah menggandakan jumlah instalasi robot industri. Dengan 243.000 instalasi robot. Pada tahun 2020, China memiliki setengah dari semua robot industri yang ada di dunia. Di negara China mayoritas AI atau robot digunakan dalam pembuatan barang elektronik, perakitan mobil, khususnya dalam produksi kendaraan listrik. Sehingga manusia yang bekerja pada bidang industri dan perakitan mobil sudah sebagian tergantikan oleh AI atau robot.

Kecerdasan buatan di Indonesia menjadi atensi khusus dan banyak digunakan di Indonesia. Memang benar bahwa teknologi artificial intelligence di Indonesia mengadopsi dari perkembangan teknologi yang ada di luar negeri. 

Salah satu faktor yang menyebabkan perkembangan AI di Indonesia yaitu jumlah penduduk yang menggunakan internet, dan seperti yang kita ketahui, di Indonesia terdapat 70% populasi yang menggunakan Internet. Menurut data, organisasi di Indonesia yang menggunakan teknologi AI sebanyak 24,6%. 

Pada tahun 2020 lalu, Microsoft dan IDC Asia/Pacific melakukan studi tentang penggunaan AI di negara kawasan Asia Pasifik (APAC). Survei dilakukan pada 112 pemimpin bisnis dan 101 karyawan di Indonesia, hasil yang diraih ialah 14%, karena banyak pekerja di Indonesia yang memandang skeptis terhadap AI.

Penerapan Kecerdasan Buatan 

Contoh penerapan kecerdasan buatan di Indonesia adalah aplikasi Gojek. Mulai dari rekomendasi GoFood, memilih driver Gojek untuk menyelesaikan order konsumen, menentukan titik jemput, menentukan lonjakan harga dalam memenuhi kriteria demand-supply, dan lain sebagainya menerapkan teknologi mutakhir AI.n6

Selain itu Kecerdasan buatan sudah bekerjasama dengan bidang kesehatan. Yaitu dengan adanya teknologi seperti Virtual Reality, dan bedah robotika yang membantu dokter dalam proses pembedahan. Perlu ditekankan kembali bahwa penggunaan kecerdasan buatan bukan berarti operasi tersebut dilakukan oleh robot tersebut, melainkan hanya membantu memudahkan proses pembedahan, dan membantu mengoptimalkan penanganan dan efisiensi waktu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline