Lihat ke Halaman Asli

Nurul kusumaastuti

Universitas maritim raja Ali haji

Konflik yang Terjadi di Lingkungan Sekolah Menurut Coser

Diperbarui: 21 Oktober 2022   05:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kalau membahas tentang konflik sosial ,biasanya terdapat unsur kekerasan. Kok bisa ya?

Konflik sosial merupakan perselisihan yang terdapat dilingkungan sekitar dan memiliki pengaruh terhadap lingkungan sekitar.

Konflik dapat terjadi pada dua kelompok dimana terdapat kelompok in grup dan out grup. Konflik in grup dapat terjadi di dalam kelompok sendiri. Sementara, konflik yang out grub itu berasal dari luar .

Penjelasan mengenai konflik menurut Lewis A Coser. Nama asli dari Lewis Alfred Coser atau kita sering menyebutnya Lewis A Coser yang merupakan pelopor sosiologi konflik. 

Coser juga merupakan seorang pengajar di berbagai universitas besar di Amerika serikat dan Coser juga merupakan ketua sosiologi di Amerika serikat. Coser mengatakan jika konflik sosial yang terjadi di dalam masyarakat merupakan suatu hal yang normal. 

Menurut Coser dalam bukunya " The functions of social conflicts" terdapat dua konflik sosial diantaranya konflik realistis dan non-realistis.

Pertama, Konflik realistis merupakan konflik dimana salah satu penyebabnya dari rasa kecewanya individu atau kelompok terhadap suatu sistem atau kebijakan. Seperti yang terjadi didalam lingkungan sekolah. Adanya perlombaan antar sekolah yang hanya memperbolehkan siswanya untuk mengikuti lomba dengan kriteria wajib memiliki nilai diatas 80.

Maka, terdapat suatu perasaan kecewa yang datang dari para siswa lain yang ingin untuk mengikuti lomba tersebut, tetapi malah terhalang karena persyaratan nilai yang dikeluarkan oleh panitia.

Nah, jadi dapat ditegaskan bahwa konflik realistis terjadi karena terdapatnya perasaan kecewa yang terjadi pada diri individu maupun kelompok terhadap suatu sistem ataupun kebijakan yang dibuat.

Kedua, Konflik non-realistis. Pada konflik ini tidak bertujuan untuk menyelesaikan persaingan tetapi lahir dari kebutuhan untuk meredakan ketegangan. Contohnya pada masyarakat tradisional yang masih kental dengan sifat-sifat ghaib nya seperti menggunakan santet. 

Berbeda dengan masyarakat modern yang justru untuk meredakan konflik yang terjadi dipilah lah kambing hitam supaya si konflik itu meledak. Seperti dilingkungan sekolah yang terjadi tawuran antar sekolah karena terdapat permusuhan diantara kedua sekolah tersebut. Biasanya konflik non-realistis ini juga sulit untuk diselesaikan loh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline