Guru adalah seseorang yang berpengalaman yang mengajarkan tentang pengetahuan, kemampuan, dan nilai-nilai positif kepada para peserta didik yang akan menjadi penerus bangsa.
Guru juga merupakan role-model bagi peserta didiknya. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 1, Guru adalah guru profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada guruan anak usia dini jalur guruan formal, guruan dasar, dan guruan menengah Guru adalah pribadi dan profesi yang terhormat dalam masyarakat Indonesia.
Guru adalah seseorang yang memiliki keahlian khusus dalam mengajar sehingga dapat memotivasi, memberikan pengajaran, serta pengetahuan kepada siswa untuk bekal siswa tidak hanya secara kognitif dan spikomotorik saja namun dengan mengutamakan afektif atau sikap atau karakter peserta didik tersebut di masa yang akan datang sebagai penerus bangsa.
Guru abad 21 dituntut tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kegiatan kelas dengan efektif, namun juga dituntut untuk mampu membangun hubungan yang efektif dengan siswa dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi untuk mendukung peningkatan mutu pengajaran, serta melakukan refleksi dan perbaikan praktek pembelajarannya secara terus menerus (Darling, 2006).
Guru profesional abad 21 adalah guru yang terampil dalam pengajaran, mampu membangun dan mengembangkan hubungan antara guru dan sekolah dengan komunitas yang luas, dan seorang pembelajar sekaligus agen perubahan di sekolah (Hargreaves, 1997, 2000).
Era digital memiliki unsur hadirnya teknologi yang berdampak pada perputaran pengetahuan dalam sendi-sendi kehidupan manusia (Shepherd, 2011). Di era digital saat ini peran guru mulai tergantikan dengan perkembangan teknologi. Peserta didik dapat dengan mudah mencari jawaban atas pertanyaan yang ia butuhkan. Segala pertanyaan dapat terjawab dengan mudah dengan mengakses internet.
Intensitas komunikasi antara guru dan anak semakin berkurang disebabkan teknologi. Peserta didik hanya perlu mencari pertanyaan yang ada di internet tanpa adanya tukar gagasan untuk semakin menambah ilmu. Padahal dengan komunikasi antara guru dengan peserta didik akan memunculkan pemahaman serta pemerolehan pengetahuan serta informasi lebih mendalam dan rinci.
Peran guru masih sangat penting dalam pendidikan di era digital. Guru harus mampu melakukan perubahan dengan model pembelajaran inovatif. Guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, membimbing, mengevaluasi dan mendorong pengembangan keterampilan yang berkesinambungan. Guru menjadi model yang meneladankan apa yang diajarkannya agar peserta didik menjadi kreatif, kritis, komunikatif dan kolaboratif.
Oleh sebab itu, pembelajaran model abad 21 harus diterapkan. Peserta didik harus didorong untuk partisipatif dengan melemparkan pertanyaan-pertanyaan terbuka. Selain itu, pemanfaatan media pembelajaran yang menarik juga dibutuhkan. Serta, penampilan guru yang rapih, bersih dan ceria juga dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Salah satu cara lainnya yang bisa diterapkan adalah dengan memperbanyak diskusi dalam kelas digital. Berilah pertanyaan menarik untuk didiskusikan bersama para siswa. Ini bisa dilakukan setelah guru memberikan materi di awal kelas. Di sini guru bisa mengizinkan para siswanya untuk melakukan browsing di internet terkait pertanyaan atau materi yang didiskusikan. Jangan lupa ingatkan kepada siswa untuk hanya mengambil sumber-sumber yang kredibel dan relevan. Buatlah diskusi menjadi hidup dengan menciptakan interaksi antar siswa dan kelompok. Kemudian, persilakanlah para siswa untuk berdiskusi di kelas digital untuk meningkatkan skill berbicara mereka di depan orang banyak secara bergantian.
Ada banyak hal yang membuat para siswa kurang mengerti materi yang disampaikan para guru. Salah satunya adalah kurangnya contoh-contoh yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, sebelum mulai mengajar, biasakan untuk melakukan riset untuk mengetahui apakah ada hal yang bisa dijadikan contoh yang mudah dalam materi pelajaran. Sebaiknya pula, guru jangan terlalu berfokus kepada buku pelajaran sebagai sumber utama, carilah sumber belajar lain yang bervariatif