Posisi alumni bagi sebuah institusi pendidikan semacam perguruan tinggi adalah sangat penting. Keberadaan dan prestasi lembaga pendidikan bisa diukur dari salah satunya adalah keberadaan alumninya.
Semakin banyak alumni dan semakin banyak kiprah alumni di masyarakat, maka keberadaan lembaga pendidikan tersebut akan semakin diperhitungkan oleh masyarakat. Dr Irwan Tirta, Rektor Unej, dalam suatu kesempatan pernah menyebut bahwa alumni adalah etalase institusi. Kinerja alumni sedikit banyak mencerminkan kinerja institusi.
Dengan pergeseran orientasi perguruan tinggi dari output ke outcome, semakin menegaskan pentingnya alumni. Kinerja perguruan tinggi dalam menangani mahasiswa saat ini tidak lagi melihat berapa IPK yang bisa diraih mahasiswa, tetapi apa yang bisa mahasiswa lakukan setelah lulus. Berapa lama masa tunggu mereka untuk bisa berkiprah atau melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Semakin pendek masa tunggu semakin bagus, dan begitu sebaliknya.
Mengingat pentingnya posisi alumni bagi perkembangan perguruan tinggi, maka KAUJE alias Keluarga Alumni Universitas Jember menggelar acara rutin dua tahunan, yaitu Jalan Gembira Nasional (JGN) yang mengundang alumni lintas fakultas dan lintas angkatan. Tahun 2024 adalah tahun kedua, dan pelaksanaannya berpusat di Stadion Gajayana Malang. Jalan Gembira Nasional 2 (JGN 2). Acara ini diikuti sekitar 4500 orang dari unsur alumni dan keluarga.
Acara ini diikuti alumni dari berbagai angkatan. Banyak dari mereka yang sudah opa oma, dan tidak sedikit pula yang masih sangat belia. Mereka berasal dari angkatan 1960-an awal hingga angkatan pertengahan 2000. Jalan gembira Nasional ini juga diikuti beragam profesi. Politisi, guru, dosen, wirausahawan, bankir, ibu rumah tangga, dan lain-lain.
Sebagai salah satu bentuk penghargaan saya terhadap almamater dan wujud penghormatan saya kepada para guru di sana, saya dan suami menyambut JGN 2 dengan antusias. Hampir semua kegiatan saya ikuti, dari mulai pelepasan balon, jalan santai yang menempuh rute tidak terlalu jauh, seremonial yang diisi sambutan Ketua Panitia, Ketua KAUJE, Rektor, serta pelantikan Korda KAUJE dari berbagai kota.
Sembari mengikuti serangkaian kegiatan tersebut saya dan suami bisa bersilaturahmi dengan teman-teman lama seprodi (Pendidikan Bahasa Inggris) lintas angkatan, yaitu angkatan 1986, 1987, 1988, dan 1989.
Minimal ada tiga catatan yang bisa saya buat dari pertemuan singkat tersebut. Pertama, cepatnya waktu berlalu. Tanpa terasa, sekian dekade sudah berlalu. Perubahan fisik yang terjadi pada mereka, dan yang tentunya juga pada diri saya, menegaskan bahwa perpisahan antara saya dengan mereka terjadi sudah sedemikian lama, yaitu tiga dekade.
Kedua, beberapa dari mereka menunjukkan multi talenta yang terbukti dengan bidang kerja yang mereka tekuni saat ini menyimpang jauh dari Pendidikan Bahasa Inggris.
Ada yang menjadi Governance Liaison di sebuah Perusahaan besar, ada yang menekuni dunia kesehatan, ada yang menjadi pejabat di sebuah bank BUMN, dan ada yang menjadi pejabat di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Bahasa Inggris yang mereka pelajari di bangku kuliah berfungsi sebagai alat untuk mencapai sesuatu yang lain.