Lihat ke Halaman Asli

Nurul Hidayati

Psychologist

Lebaran Tanpa Mudik

Diperbarui: 9 Juli 2016   03:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dokpri"][/caption]

Tiap kali lebaran, kami terbiasa larut dalam "ritual" khas orang Indonesia. Ya, apalagi kalau bukan mudik.

Namun, lebaran kali ini sungguh berbeda. Kami harus berlapang dada menikmati momen istimewa ini di kota kami Surabaya. Bukannya karena kami "anti mainstream" tapi karena kali ini mudik bukan pilihan.

Putri pertama kami sakit. Tepat dua hari jelang hari raya idul fitri. Karena badannya terus melemah dan demam. Maka kami membawanya ke IRD rumah sakit terdekat. Dan, dokter menyarankan opname. Gejala-gejala sakitnya mengarah pada DBD, yang artinya.. kami mesti bersiap berlebaran tanpa mudik tahun ini.

Sungguh tidak mudah, bagi kami, sebagaimana bagi orang Indonesia umumnya, absen dari ritual tahunan ini. Pesan di grup whatsapp keluarga terus berdenting-denting. Telpon pun berdering-dering. Aroma desa dan ketupat opor dengan sepenuh pesona memanggil-manggil. Kami bergeming. Mohon maaf lahir batin untuk semuanya. Salam hangat dari Surabaya, kali ini kami lebaran tanpa mudik. Doanya untuk kesembuhan putri kami yaa. Terima kasih.

[caption caption="Dari om kongko"]

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline