Lihat ke Halaman Asli

Jeritan Hati Ibu Rumah Tangga

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belum lepas rasanya ingatan ini saat harga cabai di pasaran menembus angka Rp. 100 ribu per kilonya. Saat penyuka makanan pedas harus menahan diri untuk mencecap nikmatnya sensasi pedas yang membuat lidah bergoyang. Saat warung dan depot harus memutar otak agar para pelanggan tak kecewa akibat berkurangnya rasa makanan. Atau saat harga kedelai menembus angka Rp.  8 ribu  per kilogram yang membuat para perajin dan pedagang tempe menjerit. Para penggemar tempe pun harus rela menelan ludah untuk mengurangi porsi tempenya. Atau saat harga daging sapi yang membubung tinggi dan sempat mencapai Rp. 120 ribu yang membuat pedagang dan pembeli kelabakan. Tentu saja yang paling pilu adalah jeritan hati ibu-ibu rumah tangga yang harus pandai-pandai memilih menu makanan yang sesuai dengan kantong tanpa mengurangi gizi untuk keluarga mereka.

Sekarang giliran harga bawang putih yang meroket. Jeritan hati ibu-ibu rumah tangga kembali terdengar pilu. Dua hari yang lalu, seperti biasa saya berbelanja di pasar kaget dekat rumah. Seorang ibu yang biasanya membeli bawang putih seribu rupiah untuk memasak menu sehari, terlihat kaget saat pedagang memberitahunya kalau harga bawang putih sekarang Rp. 60 ribu. Biasanya harganya sekitar Rp. 25 ribu per kilogram. Ia pun harus rela mengeluarkan tiga ribu rupiah untuk sebonggol bawang putih. Kabarnya hari ini harga bawang putih mencapai Rp. 80 ribu dan kemungkinan masih akan terus merangkak naik dalam waktu dekat. Menurut pedagang langganan saya, 1 ons bawang putih berisi sekitar 2 bonggol, berarti sebonggol bawang putih harganya Rp. 4 ribu rupiah. Waw…! Bagaimana dengan bawang merah? Sama saja! Kini harganya menembus angka Rp. 50 ribu rupiah per kilogram. Padahal biasanya hanya berkisar Rp. 16 ribu.

Lalu bagaimana dengan ibu-ibu yang saya temui dua hari yang lalu? Yang setiap harinya hanya membawa uang Rp. 10 ribu untuk belanja harian? Mereka harus memilih: membeli bawang merah dan putih tapi tak bisa membeli lauk dan sayuran. Atau membeli lauk dan sayuran tanpa bumbu. Kenyataannya di luar sana banyak sekali ibu-ibu yang senasib atau bahkan bernasib lebih buruk.

Wahai pemimpin negeri ini. Kalaupun masih bisa mendengar, dengarkanlah jeritan hati kami, para ibu rumah tangga. Tolonglah kami! Jangan ada lagi bahan makanan yang meroket. Kantong kami terasa sulit untuk menjangkaunya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline