Lihat ke Halaman Asli

Doa Adalah Senjata Mukminin

Diperbarui: 6 Juni 2017   14:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Doa adalah senjatanya orang muknin. Yg namanya senjata tentu perlu peluru. Peluru utk senjatanya org mukmin adalah shalat wajib dan sunat, puasa wajib dan sunat, dzikir pagi petang, zakat dan sedekah, tilawat Quran 1 juz per hari dan dakwah wal tabligh khuruj fisabilillah.


Dalam berdakwah sebaiknya juga berjamaah. Ada yg punya unggulan dalam dzikir. Ada yg jago dalam tilawat. Ada yg jago ngomong. Ada yg kartu As nya berpuasa, ada yg menonjol dalam sholat. Maka jika org2 ini berkumpul dalam suatu jamaah dakwah, pergi ke suatu daerah selama 40 hari, 4 bulan atau setahun akan jadi asbab hidayah bg kampung tsb. 


Kebanyakan org mukmin tahu kalau doa itu senjata tp yg sering tdk cukup punya peluru utk menembak.
Org lg jatuh cinta aja perlu peluru kalau mau nembak pacarnya. Bilang I love you tp pelurunya kurang yg ada mah ditolak atau ditendang bahklan digebuk.


Orang dakwah harus punya banyak peluru. Jgn berani2 ganggu org dakwah yg punya banyak peluru. Karena kerja dakwah ini adalah kerja Allah. Maka pengganggu pekerja dakwah akan berhadapan langsung dg Allah.


"Siapa yg mengganggu kekasih2 Ku maka Aku nyatakan perang dg dia", firman Allah swt dalam hadst Qudsi.
Ada kejadian orang lg dakwah tengah malam diusir, maka yg ngusir itu diterkam harimau sampai kepalanya lepas dari badan. Ada yg nyepak periuk nasi para pekerja dakwah kakinya diamputasi setelah ditabrak truk terlebih dahulu.


Dan, jangan heran kalau baru2 ini ada org yg stoke lantaran maki2 seorang pekerja dakwah. Makanya sangat dianjurkan sekali agar para pekerja dakwah itu berdoanya spy minta hidayah utk seluruh alam. jangan berdoa yg jelek2. Karena doa mereka sangat makbul. Tapi namanya juga manusia, kadang terlintas saja dalam hati mereka doa yg jelek, langsung dikasih cash oleh Allah swt.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline