Lihat ke Halaman Asli

Dengan Menulis, Dapat Beasiswa S2 dan S3 Ke Inggris

Diperbarui: 22 Juli 2017   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tujuan orang menulis bukan hanya untuk jadi penulis, wartawan atau kolumnis.  Dengan menulis bisa juga kok meraih beasiswa ke luar negeri.  Pergi ke Inggris dan dapat beasiswa 5 tahun, bukan dengan ikut lomba menulis, bukan dengan cara membuat buku yang hebat, atau menjadi penyair terkenal, tapi cuma dengan menulis surat.  Maka surat itu pun ditulis ke salah satu profesor di Universitas terkenal,  University of Bristol England.  Awal Desember, tahun 1990, waktu itu belum ada email atau internet, komputer juga masih barang mewah yang bukan sembarang orang yang punya, maka surat itu ditulis dengan mesin ketik manual. tik tok tik tok.  Dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, melayanglah surat itu via pos.

Dua minggu kemudian, tepatnya 14 Desember 1990, surat itu pun dibalas oleh sang Profesor begini :

Dear Mr Tjahjadi,

Thank You for you interest in applying for admission to our MSc Course.

I regret to tell you that the minimum TOEFL score we can accept is 585, and we cannot consider an application at this time.

I enclose some information about the course and if you can improve your language skills, perhaps by next year, we will be pleased to consider an application from you.

Yours sincerely,

Dr B.D. Smith

MSc Course Director

Surat itu saya simpan baik-baik, bahkan hingga kini surat itu masih ada sebaga arsip kenangan yang tak terlupakan.

Awal Januari 1991, saya datang ke British Council di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta dengan membawa surat itu.  Seminggu kemudian saya dapat panggilan tes untuk dapat beasiswa ke Inggris.  Tes tahap pertama berupa tes tertulis, ada Grammar, Structure dan Reading comprehension, lagi-lagi dengan bahasa Inggris yang pas-pasan, saya dinyatakan lulus tes tertulis itu.  Kemudian, setengah jam kemudian, saya diwawancara.  Saya tunjukkan lagi surat dari MSc Course Director itu kepada pewawancara.  Pewawancara itu menyatakan bahwa surat itu sangat positif bahwa saya akan diterima di Universitas tersebut.  Wawancara pun berjalan singkat, saya direkomendasikan untuk mengambil kursus 3 bulan di British Council, gratis, malah dibayar 300.000 rupiah sebulan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline