Lihat ke Halaman Asli

Megawati Merasa Dikhianati Jokowi?

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua Umum PDIP Megawati SP belum bersikap dalam penentuan Capres dari partainya. Mengapa?  Padahal survei-survei sudah banyak membuktikan bahwa Jokowi memiliki akseptabilitas yang paling tinggi.  Bagi Megawati, survei saja belum cukup untuk pencapresan, tunggu setelah Pileg  baru nanti pencapresan katanya.  Berbagai pihak sudah mendorong  bu Mega agar segera mencapreskan  Jokowi, mulai dari bujuk rayu, melobi dari segala penjuru, dengan menggunakan tokoh militer atau juga tokoh sipil, dan juga menggunakan media-media untuk menggiring opini publik, bahkan ada juga yang  sampai melakukan aksi unjuk rasa, menyudutkan Megawati karena belum juga mencapreskan Jokowi.

Megawati memang bukan tokoh politik kemarin sore,  ia bukan politikus yang mudah terkecoh dengan hasil survei dan pencitraan sekonyong-konyong.  Sejak Pilkada Pilgub DKI,  bu Mega sudah tanya-tanya kepada Jokowi, siapa sebenarnya orang-orang yang menjadi tim suksesnya.  Jokowi cuma menjawab tim suksesnya adalah dari kalangan  PDIP dan Gerindra  (dari pihak Ahok) saja.  Padahal kita tahu, banyak kalangan PDIP sendiri yang tidak membantu kampanyenya Jokowi.  Kebanyakan dari mereka adalah "sukarelawan".  Nah, siapakah sukarelawan itu, itulah yang bikin Megawati penasaran.  Sejak saat itu, Megawati tidak sepenuhnya percaya kepada Jokowi, bu Mega memendam curigation kepada Jokowi.

Setelah menang di putaran pertama dan kedua, Megawati bertanya lagi, siapa saja tim sukses anda?  Jokowi menjawab tidak ada.  Pada saat  Rakernas PDIP di bulan September 2013, di saat hampir semua DPD mendesak agar Megawati mencapreskan Jokowi.  Megawati terperanjat, kenapa begini?  Megawati mencium  ada "bau aneh" dalam Rapimnas itu.  Ia mengira ada penggalangan dukungan yang sangat massif kepada Jokowi, kenapa bukan kepada dirinya.

Mega curiga ada dukungan pihak-pihak lain untuk Jokowi tanpa sepengetahuannya.  Ini wajar, karena Mega pernah dibohongi oleh SBY ketika ia menjadi mentrinya Kabinet Mega.  Mega tanya kepada SBY, apa benar kamu mau nyapres?  aahh enggaaak...  Ternyata iya dan malah jadi, malah dua periode lagi.

Mega memanggil satu per satu ketua DPD PDIP.   Siapa yang menyuruh mencalonkan Jokowi, apa kompensasinya, ada kepentingan apa, satu per satu, semua dipanggil Mega secara pribadi.  Hasilnya, Mega mendapat informasi yang lengkap tentang Jokowi, siapa sponsornya, donaturnya, jaringannya, agenda politik, tujuan, implikasinya terhadap partai dan negara RI secara keseluruhan.

Megawati terus mengamati bagaimana Jokowi bermanuver, manuver blusukannya, manuver menggalang dukungan dan lain-lain.  Musuh utama Jokowi bukan hanya Megawati, Banjir dan macetnya Jakarta adalah musuh yang harus dibenahi dulu.  Bahkan musuh-musuh lain seperti Prabowo, Aburizal Bakri dan lain-lain adalah kecil saja dibanding BANJIR dan MACET.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline