[caption id="attachment_39038" align="alignleft" width="298" caption="Foto Kompas - Inggried Dwi W"][/caption] Beberapa hari terakhir ini, sejak Presiden SBY betolak ke Eropa, Ruhut Sitompul terus saja ngoceh. Ocehannya itu bukannya mendinginkan suasana, malahan membuat panas. Ruhut yang juga Ketua DPP Partai Demokrat mengatakan, kasus dana talangan yang berpotensi merugikan negara Rp 6,7 triliun ini adalah masalah biasa. "Jadi, kalau yang lama, maaf saja. Presidennya masih Ibu Megawati, dan waktu itu, (menteri) yang kayak Sri Mulyani itu, kawan kita Chinese itu, Kwik Kian Gie," ujar Ruhut secara blak-blakan. Ia mengatakan, "Dibandingkan zaman Fuad Bawazier di era Presiden Soeharto, berapa ribu triliun (korupsinya)." Dengan membawa2 etnis tertentu serta menyebutkan namanya pula, jelas ocehan Ruhut memancing orang untuk mengcounter. Selain itu, Ruhut juga menyebut nama Fuad Bawazier yang juga terlibat korupsi ribuan trilyun pada era Soeharto. Jelas saja musuh Partai Demokrat (PD) akan semakin banyak. Sebelumnya Ruhut juga menuding bahwa demonstrasi yang bertujuan makar telah membuat seorang tokoh LSM berang. Kata Ruhut, Demo makar itu didanai oleh dua orang mantan menteri yang tidak dipilih lagi oleh SBY pada kabinet yang sekarang. Setelah ditanya apakah mantan menpora yang lalu, serta mantan menteri kehutanan. Ia jawab bukan. Tapi yang jelas ini data dari BIN. Ketika didesak, apakah betul infonya benar2 dari BIN, bukan dari teman saya, kata Ruhut. Kok percaya begitu saja dengan teman anda, harusnya kan di cek 'n ricek lagi. Itu info dari BIN, apa anda tidak percaya BIN. Apa anda tidak percaya Jaksa Agung dan Kapolri... Waduh ngocehnya semakin ngaco aja nih Bang Ruhut. Keadaan jadi tambah runyam nih. Sebelumnya ia bersumpah akan potong kuping dan potong leher segala, kalau Partainya ternyata terlibat century. Benar tidaknya ocehan Ruhut, setidaknya membuat musuh PD semakin banyak. Dua mantan menteri yang akan makar itu katanya bukan orang Partai, tapi dari profesional. Waduh siapa lagi nih yang dituduh ? Ketika ditanya nama, Ruhut enggan menjawab. Katanya takut disomasi. Ia juga mengaku bahwa dirinya adalah ahli hukum, jadi tidak bisa dipancing untuk menyebutkan nama. Tapi kalau tidak mau sebut nama, kenapa Ruhut sebut nama Kwik dan Bawazier. Ruhut...Ruhut... ocehanmu nggak ada yang lainnya ya.... (musuh kok dicari)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H