Lihat ke Halaman Asli

Membenahi TKI, Meningkatkan Devisa

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Dalam  setahun pengiriman uang para TKI (Tenaga Kerja Indonesia), dari Malaysia ke Indonesia mencapai 7 trilyun rupiah.  Dan , kecenderungannya jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.  Sebagian pengiriman uang itu berasal dari 2-3 juta  TKI, 5.000 an ekspatriat Indonesia serta para pelaku bisnis yang menjalankan usahanya di sana.

Sebetulnya, jumlah 7 trilyun itu masih dapat ditingkatkan lagi hingga 100 trilyun per tahun.  Dan ini seharusnya menjadi agenda Menteri tenaga Kerja yang sekarang.  Mengapa demikian ?  Karena masih banyak orang  menganggap remeh TKI, merendahkan pekerjaan sebagai PRT (pembantu rumah tangga).

Padahal, PRT itu sebenarnya adalah pekerjaan mulia.  Tanpa PRT banyak orang merasa kerepotan.  Sehingga, sebetulnya PRT dengan demikian adalah pekerjaan mulia.  Pekerjaan membantu bukankah itu mulia.   Sayangnya, Pemerintah dan juga sebagian besar kita tidak serius mau menggarap atau membenahi TKI termasuk PRT yang ada di Luar Negeri sebagai penghasil devisa negara.

Membenahi TKI, berarti memperbaiki sistem pengirimannya.  Bayangkan kalau sistem pengirimannya baik, TKI yang ilegal dapat dikurangi atau diberantas, maka Negera penerima TKI juga akan senang mempekerjakannya.  Survei membuktikan bahwa TKI ilegal selalu menjadi masalah di negara tempat bekerjanya.  Dan ini sangat berpotensi menganggu hubungan kedua negara.  Para TKI ilegal sering membuat masalah kriminal seperti  pencurian, perampokan dan pemicu keributan.  Maka jika saja sistem pengirimannya dapat dibenahi, TKI akan merasa aman bekerja dan otomatis aliran dana yang masuk ke Indonesia akan semakin besar.

Membenahi TKI, berarti juga membantu melakukan negosiasi gaji yang diterima TKI.  Mengapa tenaga kerja dari Vietnam dan Filipina dapat mencapai 1200-1400 RM sebulannya, sedangkan TKI hanya dapat 400-500 RM saja per bulan.  Mungkin karena tenaga kerja Vietnam dan Filipina dapat berbahasa Inggris, sedangkan TKI hanya dapat berbahasa Melayu.

Tetapi sebetulnya, TKI yang berkomunikasi dengan bahasa melayu justru menguntungkan bagi negara Malaysia.  Karena, orang2 Malaysia yang mempekerjakan TKI sebagai PRT adalah orang2 kaya dari Bangsa Cina dan India.  Bangsa Cina dan India yang tadinya kurang lancar berbahasa Melayu, lama kelamaan  menjadi mahir juga berbahasa melayu.

Selain itu, perbanyak juga tenaga profesional yang menjadi ekspatriat.  Tenaga2 profesional itu gajinya dapat mencapai 10.000 - 15.000 RM.  Dengan semakin banyaknya ekspatriat yang bekerja di Luar Negeri, maka otomatis kiriman uang ke dalam negeri dari luar negeri juga akan semakin meningkat.

Akhir2 ini ramai dibicarakan tentang kebocoran dana sebesar 6,7 trilyun di Bank Century.  Tetapi orang lupa, bahwa aliran dana dari para TKI dan ekspatriat dapat berlipat ganda jika dibenahi dengan serius.  Bukan maksudnya untuk melupakan kasus century Lho, tapi masih banyak peluang yang lebih dari itu, jika mau diurus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline