Lihat ke Halaman Asli

Nur TaufikKhanafi

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan

Peningkatan Ekonomi Melalui Pelatihan Pengolahan Matorama (Manisan Tomat Rasa Kurma) di Desa Tegalwangi

Diperbarui: 9 Desember 2019   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tomat segar pada umumnya di kalangan masyarakat dimanfaatkan sebagai campuran sayuran dan bumbu dapur. Untuk meningkatkan nilai dari tomat segar, maka tomat harus di olah sehingga menjadi bentuk lain yang lebih awet dan memiliki nilai jual tinggi. Dengan demikian, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (2019) Universitas Negeri Semarang mengadakan pelatihan pengolahan MATORAMA (Manisan Tomat Rasa Kurma) demi meningkatkan ekonomi masyarakat desa Tegalwani, kecamatan Talang, Kabupaten Tegal. 

Matorama dapat menambah pendapatan ekonomi bagi ibu-ibu rumah tangga. Metode pengabdian yang dilakukan oleh Tim Kuliah Kerja Nyata 2 B Universitas Negeri Semarang  tahun 2019 dalam program pelatihan pembuatan Matorama ini adalah melalui pendekatan diskusi, pelatihan dan pendampingan. Sebelum melakukan pelatihan, Tim KKN 2 B memberikan materi berupa langkah-langkah tentang proses pembuatan Matorama. 

Pelatihan pengolahan Matorama dilaksanakan oleh Tim KKN sebagai wujud pengabdian untuk masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 27 Oktober 2019 di Balaidesa Tegalwangi. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 14.00 -- 16.30 WIB dengan fokus pelatihan pada perwakilan ibu-ibu PKK tiap RT dari 23 RT di desa Tegalwangi.

Proses pelatihan pengolahan Matorama membutuhkan bahan-bahan dan peralatan diantaranya: Tomat (500gr), Gula (100gr), kapur sirih (1sdt), air secukupnya dan dengan peralatan yaitu pisau, baskom/wadah, sendok, wajan, kompor, spatula dan tampah/loyang.

Tahapan pengolahan Matorama antara lain:

1. Perendaman
    Pertama pilih tomat segar dengan ukuran sedang yang telah berwarna kemerahan, kemudian lepas tangkainya lalu cuci bersih. Setelah itu siapkan air sebanyak 500 ml campurkan dengan kapur sirih sebanyak 1 sdt. Diamkan air kapur sirih selama 5 menit. Jika sudah, masukkan tomat yang telah dicuci bersih dan diamkan selama 2 jam. 

2. Pengeluaran biji tomat
     Buah tomat yang telah direndam dalam air kapur sirih dicuci dengan air mengalir hingga kapursirih yang menempel pada buah tomat bersih. Setelah itu potong tomat segar menjadi dua bagian. Setelah terpotong, buang bijinya menggunakan sendok lalu sisihkan.

3. Fermentasi
     Setelah semua tomat terpisah dari bijinya, masukkan tomat ke dalam baskom kemudian campur dengan gula pasir lalu aduk hingga merata menggunakan sendok. Jika sudah, tutup baskom dan diamkan selama 1 malam.

4. Memasak
     Setelah didiamkan selama satu malam, tomat akan mengalami proses fermentasi. Tomat akan mengeluarkan cairan yang bercampur dengan gula, itu adalah sebuah tanda bahwa tomat siap dimasak. Masukkan tomat yang telah difermentasi ke dalam wajan. Mulai masak menggunakan api sedang dengan sesekali di aduk balik sampai air gula menyusut dan berubah mengkaramel. Jika sudah mulai berubah warna dan airnya habis, itu merupakan tanda bahwa Matorama telah matang.

5. Penjemuran
     Setelah Matorama matang, langkah selajutnya adalah penjemuran. Penjemuran dapat dilakukan di bawah terik matahari secara langsung. Caranya ambil tomat yang telang dimasak satu persatu, tata di atas tampah jangan terlalu berdekatan. Jika sudah semua Matorama siap dijemur. Jemur di bawah terik matahari selama minimal 2 hari untuk hasil yang maksimal jemur selama 3 hari.

6. Pengemasan
     Jika Matorama telah dijemur selama 3 hari, langkah selanjutnya adalah pengemasan. Pengemasan dapat menggunakan tomples kedap udara agar Matorama lebih awet. Tata Matorama di tolpes dengan rapi kemudian tutup dan tempel sticker. Matorama siap dikonsumsi maupun dipasarkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline