Jakarta, meski statusnya kini telah lepas dari gelar ibu kota, akan tetapi sampai kini masih banyak sekali menyimpan problematika yang belum kunjung ditangani secara serius. Salah satunya adalah KEMACETAN.
Bagi warga yang berproduktifitas sehari-hari di Jakarta, perihal masalah kemacetan sudah tidak bisa ditanyakan lagi karena hal itu sudah seperti makanan sehari-hari bagi mereka semua.
Bahkan beberapa bulan lalu Kementrian Perhubungan melalui sebuah platform berita mengungkapkan bahwa total kerugian imbas kemacetan Jakarta mencapai 65 triliun rupiah.
Angka kerugian mencakup beberapa aspek, seperti keterlambatan proses ekspedisi barang, pemborosan bahan bakar, hingga masalah kesehatan seperti stress dan depresi.
Lalu bagaimana caranya agar Jakarta bisa terbebas dari jerat kemacetan ini, apakah bisa?
Berikut saran dan masukan untuk mengatasi kemacetan kota Jakarta.
Layanan transportasi publik murah & terintegrasi
Langkah pertama untuk menciptakan Jakarta bebas dari kemacetan adalah dengan memperbaiki sarana transportasi publik serta mengintegrasikannya dengan beragam armada dari banyak tempat dalam satu wilayah khusus, lingkup ini bisa kita kenal sebagai TOD (Transit Oriented Development).
Salah satu wilayah yang sudah cukup komplit perihal konsep transit ini adalah kawasan JPM (Jembatan penyebrangan multiguna) Dukuh Atas yang sudah terhubung dengan Stasiun LRT Jabodebek, Stasiun KCI Commuter Sudirman dan Stasiun MRT Dukuh Atas BNI, halte Transjakarta Galunggung dan halte Transjakarta Dukuh Atas.