Pada Sabtu 08 Juni 2024 kelompok modul nusantara Bausung melaksanakan kegiatan refleksi dengan dikenalkan salah satu alat musik khas Kalimantan Selatan yaitu Panting oleh narasumber Kak Bawai seorang mahasiswa dari Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat yang memiliki jiwa seni. Panting adalah alat musik petik tradisional yang berasal dari suku Banjar di Kalimantan Selatan. Alat musik ini menjadi bagian penting dari warisan budaya musik di Kalimantan Selatan dan sebagai simbol identitas musik tradisional.
Panting terdiri dari beberapa bagian diantaranya :
Material: Panting terbuat dari kayu ulin atau meranti yang diukir dan senar dari bahan nilon atau kawat
Bentuk: Panting berbentuk seperti kecapi dengan badan oval dan leher yang panjang
Senar: Panting biasanya terdiri dari beberapa senar yang jumlahnya 3 hingga 5
Kepala: Pada bagian ini ialah tempat pasak untuk mengatur nada
Fret: Ialah bagian pembatas nada pada senar
Lubang resonansi: Pada bagian ini untuk menghasilkan suara yang lebih nyaring
Panting dimainkan dengan cara dipetik menggunakan jari atau dawai. Pemain dapat memetik satu senar atau beberapa senar secara bersamaan. Nada yang dihasilkan bervariasi tergantung pada senar yang dipetik dan posisi jari pada fret. Panting populer digunakan untuk mengiringi tari-tarian tradisional Banjar, seperti tari bapantang, tari radap kanduang, dan tari hudoq. Selain itu, panting juga dapat digunakan untuk mengiringi nyanyian dan syair-syair tradisional Banjar, dan juga sering dimainkan dalam acara-acara adat dan budaya Banjar. Panting bukan sekadar alat musik, tetapi warisan budaya yang mencerminkan identitas Suku Banjar. Keindahan alunannya mengantarkan kita pada kekayaan tradisi dan nilai-nilai luhur yang dipegang teguh.