Lihat ke Halaman Asli

Nur Sodikin

penulis. Facebook,nur soedikin ig,nur_soedikin Watpadd:nursodikin

Rahwana Shinta

Diperbarui: 16 November 2024   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Cerita bersambung.

Baca cerita lengkapnya di

Watpadd: nursodikin

https://www.wattpad.com/story/378546686?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=NurSodikin

GWP GRAMEDIA: @Nursoedikin

https://gwp.id/story/141098/rahwana-shinta

Gerimis, gerimis, gerimis pagi itu.

Garuda sempati mondar mandir di antara gunung, menuruni lembah, sungai, lalu kembali naik ke angkasa. Sepertinya ia hendak mencari tempat yang rindang untuk berteduh. 

Meneduhkan segala aduh, memulangkan segala riuh.

Mengasingkan diri dari suara di lereng gunung yang kian gaduh.

Hingga kemudian ia duduk di atas ranting pohon cemara. Dibawahnya, seorang anak yang berumur sekitar sepuluh tahun sedang meniup seruling dan duduk di pendopo seorang wanita cantik sedang khusyuk menenun selendang berwarna hijau ungu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline