Masa tenang tinggal beberajam lagi. Besok, Rabu 27 November Pilkada Serentak 2024 akan digelar. Di daerah saya kabupaten Kerinci sini, hadir 4 paslon Bupati dan Wakil Bupati, 2 paslon Gubernur dan wakil Gubernur.
Saya tidak begitu banyak mengetahui fenomena pilkada serentak 2024 ini . Alasannya, kurang tertarik dan tak bisa berharap akan membawa perubahan siapapun yang terpilih nantinya.
Sebab, pengalaman berbicara. Semanis apapun janji yang diucapkan paslon kampanye, setelah terpilih endingnya begitu-begitu saja. Namun, insyaallah saya akan tetap datang ke TPS untuk menggunakan hak sebagai warga negara.
Rupanya zaman sekarang susah juga mencari pemimpin yang kira-kira mendekati kriteria sempurna. Habis mau bagaimana lagi. Karena yang maju untuk berkompetisi itu pribadi-pribadi yang hampir satu kelas. Yaitu, kaya alias banyak duit, sanggup menempuh berbagai cara, dan punya puluhan ribu massa. Di luar itu, jangan coba-coba nyebur ke lautan gila-gilaan itu kalau tak mau pasca pilkada jadi gila benaran.
Jujur, sampai detik ini untuk cabub dan cawabub pilkada serentak 2024 ini saya belum memantapkan hati pada satu pilihan, alias bingung bin ngambang. Cuma dari 4 paslon ada dua yang sudah masuk keranjang pertimbangan. Dua-duanya punya kelebihan dan kelemahan masing-masing dan dilayak-layakkan untuk dicoblos.
Ada kandidat yang saya kenal ramah dan bersahabat, tetapi pendampingnya dikait-kaitkan dengan isu kurang sedap.
Calon lainnya, saya merasa bertanggung jawab untuk memenangkannya karena alasan tertentu, tetapi sosoknya belum saya kenal. Karakternya, rekam jejaknya, dan latarbelakangnya seperti apa. Yang saya tahu, foto/balihonya di pinggir-pinggir jalan segede gaban.
Duh maaf... si nenek ini terkesan sok pintar sok sempurna. Ya, sudah bismillah saja. Keputusanya besok di kamar rahasia.
Oh, ya. Hampir terlewati. Khusus di lingkungan saya, untuk Pilkada Serentak 2024 ini cerita serangan fajar tak terdengar gaungnya. Apakah pasukan tidak dikasih amunisi untuk menyerang, atau saya yang kudet.
Syukur, miskipun serangan fajar itu terjadi, biasanya anggota pasukan tiada yang berani mendekati rumah saya.