Lihat ke Halaman Asli

Nursini Rais

TERVERIFIKASI

Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Ngontrak atau Nyicil KPR, Keduanya Sama-Sama Enak

Diperbarui: 11 Mei 2024   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perumahan Javana Garden di Bagan Pete, Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi (Sumber foto: Dokumentasi Pribadi)

"Enak ngontrak atau nyicil KPR?"  Jika pertanyan tersebut dilontarkan pada  saya, saya akan abstain. Sebab, keduanya sama-sama enak dan tidak enak.

Enaknya dimana?

Ngontrak  itu enak.  Lokasinya bisa dipilih, dekat dari tempat kerja, akses jalan yang memadai, tempat yang strategis bisa menghidupkan ekonomi. Umpamanya, bisa buka warung dan usaha dan kemudahan lainnya. Jika tidak serasi, tinggal pindah.

Nyicil KPR juga enak.  Setelah lunas rumah jadi milik sendiri. Banyak orang terlena, keenakan ngontrak, atau tinggal di rumah dinas gratis, hingga tidak terbebani oleh cicilan. Eh ..., setelah pensiun tahu-tahu belum punya rumah.

Tidak enaknya?

Ngontrak tidak enak jika lingkungannya kurang bagus, ibu dan Bapak kosnya kasar punya  anak kecil yang sering mengganggu, bising, dan lain sebagainya. Mau pindah, tidak ada tempat yang cocok, jauh dari tempat kerja.  Mungkin  kondisi  ini hanya ada di pedesaan. Beda cerita dengan  di kota.

Nyicil KPR juga tidak enak. Setiap bulan terbebani oleh utang entah kapan akan lunas.  Kami pernah  mengalami.  Suami saya angkat kredit tahun 1996 untuk 1 unit   rumah RSS tipe 36, berlokasi di kota Jambi. Per bulannya Rp 60 ribu jangka 10 tahun.  Waktu itu gaji pokok beliau sebagai PNS cuman Rp 200-an ribu.

Saya sempat protes. Untuk apa ambil KPR,  toh kami sudah menempati rumah sendiri di Kerinci. Dia tetap bersikeras, katanya untuk investasi. Ntar kalau anak-anak kuliah di  kota Jambi,  bisa tinggal di rumah sendiri. Ya ..., sudah. Akhirnya saya nunut.

Emaaak ....  Tahun-tahun pertama nyicil lumayan tersiksa. Dua setoran harus dibayar setiap bulannya, KPR dan pinjaman bank. Mana si sulung udah SMA dan siap-siap  akan kuliah, bungsu kelas 6 SD.  

Kondisi berangsur stabil

Tahun ke dua dan selanjutnya kondisi mulai stabil dan agak enakan. Rumah Perumnas sudah ada yang ngontrak,   cukup terbantu untuk bayar cicilan. Lama kelamaan, tarif  kontrakan naik,  melebihi  nilai setoran kredit, seiring dengan semakin kecilnya  harga duit 60 ribu.  

Nah, di sini lah enaknya Nyicil KPR. Awalnya terasa berat, lama-lama  seringan kapas.  Judulnya sensara membawa nikmat.

Simpulan dan Penutup

Punya rumah sendiri atau ngontrak adalah pilihan. Namun, berdasarkan pengalaman seperti yang saya paparkan di atas,  topik pilihan KPR atau Ngontrak ini terjawab dengan "Lebih enak ngambil KPR."  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline