Pemilihan umum tahun 2024 telah usai. Khusus Pilpres, dari tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang bertarung, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pemenangnya. (versi quick count). Anis-Muhaimin berada pada posisi ke 2, Ganjar-Mahfud posisi ke 3.
Mau bagaimana lagi, selaku umat beragama kita mengakui, Prabowo-Gibran menang karena dipilih Rakyat. Namun kondisi ini tak bisa lepas dari campur tangan Allah, Yang Maha Pengatur.
Berubah pilihan
Senada dengan kemenangan Prabowo-Gibran, saya ingin berbagi cerita tentang urusan coblos menyoblos 14 Februari 2024 kemarin. Jauh sebelum hari H-nya saya dan suami telah sepakat, akan memberikan suara kami pada sosok-sosok tertentu. Mulai dari DPRD Kabupaten, provinsi, RI, DPD, sampai ke capres cawapres.
Pas mau berangkat ke TPS, kakek yang biasa dipanggil Uut itu bilang, "Untuk DPR Pusat aku pilih si Anu, ya."
Saya kaget. Kok tiba-tiba berubah. Padahal, calon yang telah kami sepakati dan si Anu keduanya tidak kami kenal. Mula-mula saya agak kesal dan protes. Tapi ..., Cepat otak saya bereaksi, bahwa untuk pemilu 2024 ini suara Uut adalah rezeki si Anu. Ini adalah merupakan ketentuan dari Allah SWT.
Begitu juga saya, saat menunggu giliran nyoblos, si Sulung nelepon. Dia mengarahkan Emaknya ini supaya memberikan suara pada nomor urut sekian untuk calon DPD, dengan sejumlah alasan. Saya nunut saja. Sosoknya juga belum saya kenal, dia orang mana dan anak siapa. Bey bey calon sebelumnya.
Memperhatikan 3 kejadian di atas, saya yakin dan percaya, yang menggerakkan hati manusia untuk menjatuhkan pilihan juga ada campur tangan dari Alah SWT. Beliaulah Yang Maha Berkuasa untuk membolak balik hati manusia.
Pemilu damai tanpa bebek lumpuh
Yang patut kita syukuri, secara keseluruhan pemilu berjalan aman dan damai. Khususnya di daerah kami tigo luhah Tangung Tanah dan desa sekitarnya. Meskipun ada kekurangan di sana sini, itu adalah manusiawi. Tiada gading yang tak retak tiada proses tanpa cela, karena kesempurnaan adalah milik Allah. Dan Insyaallah pemilu bisa berlangsung satu putaran.
Satu lagi yang membesarkan hati, proses pemilu 2024 ini lebih adem dibandingkan 2014 dan 2019. Hujat-menghujat, saling buli, caci maki antar pendukung capres cawapres di medsos jauh berkurang. Tidak seheboh pemilu sebelum-sebelumnya.
Mungkin karena tokoh-tokoh hebat di level atas sana lebih bijak dalam berkomentar dan mengkritik. Mereka tak lagi menggunakan ejekan sekelas bebek lumpuh, plonga-plongo, naruto dan lain sebagainya yang bernada cemooh terhadap salah satu capres dan cawpres. Dengan demikian, para pengguna media sosial jadi teredukasi. Dampaknya, kata cebong, kampret dan hinaan lainnya tergerus dikikis zaman.
Demikian sedikit ulasan seputar pemilu 2024, yang dihimpun dari berbagai sumber dan peristiwa yang saya alami sendiri. Terima kasih.
*****