Lihat ke Halaman Asli

Nursini Rais

TERVERIFIKASI

Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Bilang “I Love You?” Ada apa dengan Masker

Diperbarui: 15 September 2020   12:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto NURSINI RAIS

Di tengah banyaknya masyarakat menolak  menggukanan masker, saya memantapkan hati bilang “I love you” pada benda mungil penutup hidung dan mulut ini.

Salah satu pola hidup sehat yang harus diterapkan di era normal baru adalah menggunakan masker saat keluar rumah. Namun dalam praktiknya masih mengalami banyak kendala.

Sebagian masyarakat enggan mematuhinya. Mereka berdalih, risih, bosan, sampai mengait-ngaitkannya  dengan ajaran agama tertentu. Katanya, sakit dan sehat Tuhan yang menentukan. Bukan masker.

Kemarin saya negor keponakan. Dia naik motor menempuh perjalannan 15 km, tanpa  mengenakan masker.

“Eh ..., Nek. Corona sudah habis. Nenek tengok di pasar  (baca: di kota kabupaten). Tiada lagi orang pakai masker,” protesnya.

“Kamu korban minim  informasi. Punya TV cuman untuk nonton sinetron. Sekarang angka kematian karena terinfeksi  Covid 19 di Indonesia mendekati 9 ribu,” balas saya.

“Malas. Risih,” tambahnya.

Berkumpul tanpa pakai masker di tempat arisan. Foto NURSINI RAIS

Kenyataannya memeng begitu. Amat sedikit masyarakat di derah kami Kerinci dan Kota Sungai Penuh sini yang mematuhi protokol kesehatan.

Mereka bebas melenggang ke mana-mana  tanpa mengunakan masker. Seakan-akan  keriuhan  Virus Corona  hanya dongeng belaka. Ya, sudah.  Itu urusan individu masing-masing.

Emak-emak belanja di Pasar Sore. Foto NURSINI RAIS

Beda dengan saya, yang telah memantapkan diri bilang “I love you” pada masker. Awalnya memang agak ribet. Lama-lama jadi terbiasa. Keluar rumah tanpa masker malah serasa ada yang kurang.

Kini benda ini telah  menjadi bagian dari keseharian saya. Fungsinya tidak hanya untuk saling melindungi antar  sesama. Tetapi juga  memberikan rasa nyaman saat memamakainya. Sebab,  

1. Tak Perlu Dandanan Terlalu Serius

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline