Saya bersyukur lahir dan dibesarkan di desa dalam keluarga sederhana. Dari kecil saya terlatih beraktivitas melibatkan gerakan anggota tubuh.
Membantu orang tua menimba air sumur, mencuci pakaian di sungai, sampai menumbuk padi menggunakan lesung dan alu. Semuanya kami kerjakan manual.
Tidak hanya itu, Mulai remaja setiap hari jalan kaki ke sekolah 12 km pulang pergi selama 4 tahun.
Efeknya, saya tumbuh, dewasa, dan tua menjadi manusia yang tidak alergi dengan gawean yang melibatkan gerakan otot. Sampai sekarang, sebatas urusan dapur dan sumur saya lakukan sendiri.
Walaupun demikian, untuk menjaga kebugaran tubuh tidak cukup sekadar mundar mandir di rumah saja. Terlebih sering nulis duduk di kursi lumayan lama.
Untuk menyeimbanginya diperlukan kegiatan-kegiatan lain. Diantaranya:
1. Melakukan Olahraga Ringan.
Sejak pertengahan 2014 setiap pagi usai subuh, saya dan ibu-ibu jamaah musala jalan kaki sejauh 2 km pulang pergi.
Selama Covid 19 mewabah, kebersamaan tersebut terjeda. Karena kami salat di rumah masing-masing.
Tetapi saya tetap melakukannya sendiri menapaki jalur berbeda. Minimal 4 kali seminggu. Mulai matahari terbit, durasinya tak kurang dari 30 menit.
2. Menjaga kuantitas dan Kualitas Makanan
Ada hal menarik yang saya temui tanpa sengaja. Setahun sebelum pensiun, terjadi perubahan tak biasa pada tubuh saya. Perut gendut, lingkar badan bertambah 8 cm berat naik 5 kg.
Tetapi tidak diikui oleh bagian muhka. Wajah saya tetap kerempeng seperti biasa. Cepat lelah, ngantuk, diiringi nyeri pada pinggang dan punggung. Beberapa kali ke dokter, sehatnya cuman 2 minggu. Kemudian gejala serupa datang lagi.