Lihat ke Halaman Asli

Nursini Rais

TERVERIFIKASI

Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Yuk Cari Tahu, Bagaimana Masyarakat Kerinci Menjalankan Ibadah Tarawih Pertama di Tengah Covid-19

Diperbarui: 24 April 2020   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Posko Gugus Tugas Relawan Desa Lawan covid 19, Desa Baru Tanjung Tanah, Danau Kerinci. Foto/NURSINI RAIS

Ibarat orang sakit, obat dioles pantangan terlampau. Begitulah pribahasa yang tepat untuk  melukiskan kondisi tempat saya berdomisili, di tengah imbauan pemerintah agar bersatu memerangi Covid-19.

Hal ini terbukti, tadi malam telah terjadi pelanggaran pantangan besar-besaran terhadap “obat” yang disebut social distanting dan physical distanting. Umat Muslim setempat tetap melaksanakan salat tarawih berjamah di masjid dan musala. Begitu juga dengan salat Jumat, terus berlangsung seperti biasanya.

Saya dan suami termasuk dua dari oknum pelanggar pantangan tersebut. Habis mau bagaimana lagi. Semua tetangga satu RT tarawih di musalla. Cuman kami berdua yang  tarawih di rumah, apa kata dunia. Pasti kami dicap manusia aneh, takut mati dan dituding terlalu menghamba pada duniawi.

Padahal, spanduk ajakan untuk  menjalankan amar sosial distanting dan physical distanting bertaburan di sana-sini.  

Pada titik-titik tertentu di setiap desa ada pula Posko Gugus Tugas Relawan Desa Lawan covid 19. Meskipun harus diakui, Pos-pos tersebut belum berfungsi maksimum.  

Pelanggaran begini   terjadi pada banyak  masjid dan musala  di daerah pedesaan  dalam Kabupaten Kerinci.

Himbauan sejenis ini bertebaran di mana-mana. Foto/NURSINI RAIS

Ibu Nurlis salah satu penduduk Lolo Gedang Kecamatan Bukit Karman mengatakan,  “Seperti Ramadhan sebelumnya  seluruh warga  dalam kecamatan kami,  tetap tarawih di masjid dan musala,” katanya saat saya hubungi via telepon genggamnya tadi pagi.

“Mati itu hukumnya wajib ketentuannya ada pada Allah. Bukan tersebab Virus Corona. Bukan pula karena digigit hantu. Gubernur Sumatera Utara aja ngajak rakyatnya salat berjamaah di masjid,” tambahnya.

Saya berkekalakar sambil tertawa, “Wah, informasimu menjangkau wilayah Sumatera Utara.” 

Hal senada disampaikanpula oleh Ibu Elma warga desa Tanjung Pauh Mudik Kecamatan Danau Kerinci Barat, “Tiada bedanya dengan  tarawih tahun sebelumnya, Bu. Masjid penuh,  musala melimpah. Dan tiada pula larangan dari pemerintah desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline