Banyak perokok mencoba berhenti merokok. Tahannya hanya seminggu. Kemudian aktif kembali. Bahkan ada yang sudah melewati perjuangan 6 bulan melawan ketagihan nikotin, terus tergoda lagi.
Hal ini berlaku untuk semua perokok. Pria dan wanita. Dalam kesempatan ini fokus saya pada penikmat rokok laki-laki.
Begitu kejamnya zat yang ditemui pada Ltembakau ini. Efek ketergantungannya sama kuat dengan heroin atau kokain. Apabila seseorang telah kecanduan nikotin, sulit mengubah kerja otaknya untuk lebih mengendalikan diri.
Tanpa sengaja, saya mendengar tetangga sebelah bertengkar. Suaminya berucap, "Kamu bilang apa? Sekalipun dibangkitkan Emakku dari kubur, aku tak akan berhenti merokok." Luar biasa. Kalimat ini memumi di benak saya. Padahal 55 tahun telah berlalu.
Mengingat momen tersebut saya menyimpulkan, kecanduan merokok sukar terganti dengan apapun. Tak heran, apabila tubuh seseorang telah mengenal nikmatnya rokok, sulit baginya untuk berhenti.
Lebih sepertiga atau 36,3 persen penduduk Indonesia saat ini adalah perokok. Jika dibandingkan, angka ini 10 kali lipat dari total penduduk Singapura! Kebiasaan merokok di Indonesia pun telah merenggut setidaknya 235 ribu jiwa per tahun. (hellosehat.com).
Ironisnya, di antara para perokok terdapat pula mereka yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Seperti, dokter, perawat, dan lain sebagainya.
Kini setiap bungkus rokok telah disertakan gambar "seram" peringatan bahaya merokok, Namun, tidak membuat para perokok berhenti merokok.
Mudah-mudahan kebijakan pemerintah akan menaikan cukai rokok sebesar 23 persen mulai 1 Januari 2020 akan datang, dapat mengetuk pitu hati mereka untuk mangatakan tidak pada rokok. Minimal dapat menekan angka hadirnya perokok pemula.
Menurut pengamatan saya, dari sedikit perokok yang berhasil menjauhi rokok adalah mereka yang telah mengalami gangguan kesehatan akut, dampak pasti dari merokok. Sudah sekarat, keluar masuk rumah sakit berulangkali, baru timbul kesadaran untuk menjauhi rokok.
Sangat disayangkan, kehidupan mereka memang berlanjut. Tetapi kondisi kesehatannya terlanjur remuk. Tensi bermasalah, jantung bertingkah. Napas mencicit-cicit, batuk datang dan pergi tanpa permisi. Syukur-syukur tidak dinyinyirin anak bini.