Lihat ke Halaman Asli

Nursini Rais

TERVERIFIKASI

Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Aneh, Tak Terdaftar di DPT tapi Kemudian Undangan Nyoblos Datang

Diperbarui: 16 April 2019   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Warga Gampong Meunasah Baet, Kecamatan Krueng Barona Jaya, Aceh Besar, Aceh, melihat daftar pemilih tetap yang ditempel di tempat pemungutan suara, Senin (13/2/2017). Menjelang pemungutan suara pada Rabu (15/2/2017), warga mulai berdatangan ke tempat pemungutan suara untuk memastikan dirinya terdaftar sebagai pemilih tetap.(KOMPAS/NIKSON SINAGA)

Senin, 15 April pukul 12.30, saya menerima surat undangan dari Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), untuk nyoblos tanggal 17 April. Di antara kami berdua (saya dan suami) hanya saya yang diundang. Si cowok ganteng terlewati.

Beliau protes.  Maklum kakek lansia, mudah tersinggung, merasa tak dihargai. Suuzon mulai menyeruak dan berceloteh kesal, "Ini pasti permainan mereka, bla bla bla ...., Percuma saya mengidolakan kandidat A.  Tak berkontribusi memenangkannya."

Saya juga tak enak melihat suami kecewa. Lalu coba mengofirmasikan ke pihak KPPS yang kebetulan cucu tetangga sebelah.

Dengan sigap petugas yang notabene mahasiswa itu membuka aplikasi androidnya. Dengan memasukkan nomor NIK milik si ganteng, dia bertanya pada Mbah Google.   Alhasil ia mengatakan, "Bapak memang tidak tercatat pada daftar pemilih, Bu. Hari pencoblosan datang saja ke TPS. Bawa e-KTP. Tapi jadwalnya agak siang."

Buru-buru saya pulang. Setelah menerima penjelasan dari saya, wajah si kakek tampak ceria.

Rupanya tetangga pemilik warung sebelah juga mengalami hal yang sama. Dari tiga anggota keluarganya yang berhak memilih, hanya dua yang dapat undangan. Suami dan satu putrinya. Sedangkan nama istrinya tercecer entah di mana. Tetapi yang bersangkutan tidak peduli. "Dipanggil okey, tak dipanggil syukur. Malas. Saya banyak kerjaan," tukasnya.

Ya, Sudah. Niat hati ingin mengetuk kesadarannya, bahwa nyoblos itu salah satu wujud kepedulian warga negara terhadap bangsanya. Tetapi karena irama bicaranya kurang bersahabat, niat tersebut saya urungkan. Saya berpikir, mungkin dia lagi kurang vit. Boleh jadi juga sedang meluapkan kekesalannya tersebab tidak dikasih undangan nyoblos oleh petugas KPPS. Setelah membayar belanjaan, saya pergi.

Sampai di rumah, tak disangka-sangka, Pukul 17.05, datang lagi personil KPPS untuk menyerahkan undangan. Si ganteng kaget setengah dewa. Ternyata panggilan tersebut ditujukan untuknya.

Aneh bukan? nama yang tadi katanya belum tercatat di daftar pemilih, tiba-tiba muncul dalam waktu kurang dari 5 jam.

Beginilah karakter sebagian anak muda zaman now. Begitu mudahnya dia mengelabui orang tua demi melepaskan diri dari tanggung jawab. Apa sakitnya kalau dia mengakui nama si kakek ini sudah terdaftar. Mungkin undangannya belum sampai, atau salah kirim, atau terselip ke kelompok undangan lain, atau  seribu satu alasan yang logis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline