Lihat ke Halaman Asli

Nursini Rais

TERVERIFIKASI

Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Racun Tubuh Manusia Tak Kalah Hebat dari Racun Kalajengking

Diperbarui: 9 Mei 2018   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: ark21.com

Gagagasan Presiden Jokowi tentang bisnis racun kala jengking, berangsur tenggelam dari permukaan.  Kini, terserah kepada  masyarakat bagaimana mereka menyikapinya. Mau di bawa ke kiri, silakan bernegatif thinking. Jika hendak ke kanan, kembangkan ide yang belum biasa tersebut menjadi hal yang luar biasa. 

Sekarang giliran saya yang membahas masalah racun. Manfaatnya tak kalah hebat dibandingkan racun kala jengking. 

Racun yang saya maksud adalah limbah yang keluar dari tubuh manusia. Di antaranya, tinja, upil, ludah basi, dan kentut. Pengen tahu manfaatnya apa ? Baca penjelasan berikut sampai tuntas!

  • Tinja  

kerupuk-ikan-berbentuk-kotoran-manusia-dan-berwadahkan-jamban. Sumber ilustrasi: http://lifestyle.okezon.com

Selama ini , kita menganggap kotoran yang keluar dari perut manusia melalui anus , tak lebih dari barang busuk yang tiada bernilai. Bahkan menjijikkan.

Ternyata anggapan tersebut keliru. Saat ini, Tim  Ilmuwan dari Penn State University telah menemukan  cara efektif untuk mendaur ulang makanan dari kotoran manusia menjadi sesuatu yang layak dimakan,  bahkan bergizi. 

Menurut Profesor Christopher House, salah satu peneliti dalam proyek tersebut, feses (tahi kering. Red) diproses oleh mikroba sehingga menghasilkan sesuatu yang bisa dimakan kembali. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Demikian dilansir Sefsed.com (03 februari 2018). 

Di sisi lain, Mitsuyki Ikeda ilmuwan asal Okayama Laboratory mengatakan, banyak kandungan protein dan vitamin yang bagus dalam kotoran manusia  yang dapat dimanfaatkan. Setelah diolah melalui beberapa tahap pemrosesan, hasilnya perupa daging buatan. Rasanya sama dengan daging sapi.

  • Air kencing atau urin

Sumber ilustrasi: islamkafah.com

Tradisi memanfaatkan air seni  untuk pengobatan sudah dikenal sejak zaman dahulu. Saya pun pernah mencoba. Maklum, waktu itu hanya ada sebuah Balai Pengobatan peninggalan Belanda. Lokasinya  tujuh kilometer dari kampung saya. 

Semasa kecil, hampir setiap bulan  saya diserang batuk dan sesak napas.  Disertai demam, dada dan tenggorokan bergemuruh seperti ayam sedang dipotong.  

Orang kampung menyebutnya penyakit insak. Kata kokter, asma ringan.  Semenjak minum segelas kecil air seni  plus tiga butir tahi kambing, sampai sekarang insak saya tak pernah kambuh lagi. Tidak hanya itu, jika saya sakit mata, ibu juga  menggunakan urin untuk menyembuhkannya. Satu jam setelah ditetes, efeknya langsung terasa.

Dunia medis pun mengenal terapi ini sejak  lama. Alasannya, selain steril, karena kaya  kandungan zat di dalamnya. Seperti  mineral, garam, antibodi, dan enzim tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Sehingga dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai penyakit spele seperti, kurap, kudis , jerawat, luka bakar, sampai penyakit serius. Seperti jantung koroner, struk, dan kangker.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline