Menyontek dianggap sebagai bentuk kecurangan dalam proses belajar. Ini menunjukkan bahwa menyontek merupakan
perilaku yang tidak jujur dalam konteks pendidikan. Lalu, apa saja bentuk menyontek?
Hetherington, E. M., & Feldman, S. E. (1964) menjelaskan
- Individual-opportunistic cheating, dalam bentuk ini, siswa menyontek tanpa direncanakan dan bersifat implusif.
- Independent-planned cheating, bentuk ini mengacu pada perilaku di mana siswa mengubah jawaban saat ujian berlangsung dengan menggunakan catatan kecil atau di zaman sekarang menggunakan handphone untuk mencari jawaban. siswa telah mempersiapkan secara baik sebelum ujian berlangsung
- Social cheating dengan melibatkan banyak orang yang aktif, di mana siswa mengambil, melihat, atau meminta jawaban dari siswa lain.
- Social cheating dengan melibatkan beberapa orang namun banyak yang pasif
nah dari beberapa bentuk di atas, menyontek merupakan perilaku yang dapat dicegah dan diselesaikan agar tidak mendarahdaging. Dalam hal ini, terdapat pihak yang sangat bisa membantu yaitu konselor atau di sekolah di sebut guru bimbingan dan konseling.
- Memberikan tanggapan verbal: Untuk mengatasi perilaku menyontek, langkah awal dapat dilakukan dengan memberikan tanggapan verbal saat sedang berlangsungnya tes atau ujian. Tujuannya adalah untuk memberi peringatan kepada siswa mengenai konsekuensi negatif dari perilaku tersebut dan mendorong mereka untuk bertindak dengan jujur.
- Mendorong minat dalam pembelajaran: Seorang guru BK dapat merangsang minat belajar siswa sebagai upaya untuk mengurangi perilaku menyontek. Caranya adalah dengan membantu siswa untuk mengembangkan minat yang lebih dalam terhadap proses pembelajaran dan memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
- Menerapkan teknik operant conditioning: Dalam layanan konseling behavioral, penggunaan teknik operant conditioning dapat membantu mengurangi perilaku menyontek siswa. Teknik ini melibatkan pengukuran dan tindakan untuk mengubah perilaku siswa.
- Menerapkan bimbingan kelompok: Bimbingan kelompok dapat menjadi sarana untuk mengurangi perilaku menyontek siswa dengan membahas dampak negatif dari perilaku tersebut serta mengajarkan strategi untuk mengendalikannya.
- Mengenali kemampuan siswa: Guru BK dapat membantu siswa mengenali kemampuan mereka sendiri, sehingga mereka lebih memahami dampak negatif dari perilaku menyontek dan dapat mengendalikannya dengan lebih baik.
- Menerapkan teknik self-management: Dalam layanan konseling behavioral, teknik self-management dapat membantu siswa mengubah perilaku menyontek dengan mengajarkan teknik pengendalian diri yang efektif.
Penegakan Aturan Sekolah: Guru BK dapat memastikan penegakan aturan sekolah mengenai integritas akademik dengan memberlakukan sanksi yang sesuai untuk pelanggaran, sambil tetap memberikan kesempatan untuk belajar dari kesalahan
Kolaborasi dengan Orang Tua: Guru BK dapat melibatkan orang tua dalam upaya untuk mengatasi masalah menyontek, dengan memberikan informasi tentang pola perilaku anak dan berdiskusi mengenai strategi yang bisa dilakukan bersama-sama.
Reference
Hetherington, E. M., & Feldman, S. E. (1964). College cheating as a function of subject and situational variables. Journal of Educational Psychology, 55(4), 212--218. https://doi.org/10.1037/h0045337
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H