"Move on" mengacu pada proses melepaskan diri dari masa lalu, terutama dari hubungan atau pengalaman yang telah berakhir. Di sisi lain, self acceptance adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sepenuhnya, dengan semua kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Ketika seseorang mencoba untuk "move on" dari situasi yang menyakitkan atau membebani, mereka sering kali harus melalui proses self acceptance yang mendalam. Ini melibatkan pengakuan dan penerimaan bahwa masa lalu tidak dapat diubah, bahwa diri sendiri mungkin memiliki kesalahan atau kelemahan, dan bahwa hal tersebut adalah bagian alami dari menjadi manusia.
Dalam konteks hubungan yang berakhir, misalnya, seseorang mungkin merasa terjebak dalam perasaan bersalah atau penolakan diri sendiri. Namun, dengan menerima diri sendiri sepenuhnya, termasuk dengan kesalahan dan kegagalan, seseorang dapat membebaskan diri dari beban tersebut dan mengizinkan diri untuk melangkah maju.
Seringkali seseorang yang sedang dalam proses move on ingin melupakan seluruh kejadian tentang masa lalunya. Begitu pula dengan orang yang ada di masa lalunya. Kebanyakan mereka mengalami kegagalan karena ingatan manusia itu tak seperti komputer yang memiliki fungsi 'ctrl+del'. Jadi self acceptance adalah kunci kesuksesan proses "move on".
Self acceptance juga membantu seseorang untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri selama proses "move on". Ini memungkinkan mereka untuk menghargai pertumbuhan pribadi mereka, meskipun melalui pengalaman yang sulit. Contoh nih, kita kan tau ya kalau semua yang ada di masa lalu tidak dapat terulang, ya kita terima bahwa masa ini akan berbeda dan yakinlah akan lebih baik. Sounding diri kita sendiri dengan self talk. Ingat, kita itu juga manusia yang bisa diajak ngobrol
Jadi, self acceptance adalah fondasi yang kuat untuk proses "move on". Ketika seseorang mampu menerima diri mereka sepenuhnya, mereka dapat dengan lebih mudah melepaskan masa lalu dan membuka diri untuk hal-hal baru yang positif di masa depan.
