Mendengarkan musik apapun, termasuk rock atau metal, tampaknya adalah sebuah pilihan individual. Kita tidak berhak --apalagi berkewajiban-- untuk memaksa pilihan musik yang kita sukai pada orang lain.
Secara umum, mendengarkan musik selain sebagai hiburan, agaknya juga bisa menjadi semacam "terapi pribadi" guna menghilangkan stres atau rasa galau di hati. Musik metal tampaknya memiliki cara pelepasan ekspresi kegalauan atau stres yang relatif paling agresif dan ekspresif.
Apakah karena itulah kita jarang sekali mendengar lagu cinta yang mendayu-dayu dari musik metal? Entahlah. Sebaliknya, dengan mudah kita bisa menemukan lagu-lagu metal yang liriknya mengandung kata hate, pain, sorrow, blasphemy, suffer, hatred, agony, dll, yang bernuansa kepedihan, kebencian, kesakitan, dsb.
Kenapa ya? Apakah musik metal memang dianggap "berhasil" mengangkat perasaan terdalam manusia yang tidak bisa diwakili oleh jenis musik lainnya? Mungkin juga.
Jadi, musik metal cocok bagi orang yang sedang depresi dong? Atau jangan-jangan musik metal merefleksikan perasaan orang yang sedang putus asa dan ingin bunuh diri? Wow... semoga itu semua tidak benar, meskipun memang cukup banyak pula kata suicide dalam beberapa lagu metal.
Lantas, mengapa sebagian orang --termasuk saya-- suka musik metal? Kalau menurut saya, musik metal memang bisa mewakili perasaan galau kita atas dunia ini yang kadang memang tak adil dan penuh kesuraman. Kalau begitu, apakah itu berarti saya "suicidal"? Enggaklah yauw... hahaha.
Oke, kali ini saya coba tampilkan 2 band heavy metal dari Eropa. Berbeda dengan banyak band dari Amerika yang kadang memakai kata umpatan kasar dalam lirik-lirik lagunya, band-band metal Eropa relatif lebih sopan dan melodius musiknya. Relatif lho... artinya ada juga band metal Amerika yang sopan, misalnya Stryper (pernah saya ulas di Kompasiana).
Yang pertama: Hammerfall. Band ini terbentuk di Swedia tahun 1993. Pendirinya adalah Oscar Dronjak (gitar). Band ini alami beberapa kali perombakan formasi, sampai Joacim Cans (vokal) gabung tahun 1996. Kedua personil inilah yang selalu ada di semua album Hammerfall sejak album perdana. Meskipun dari Swedia, band ini menulis semua lirik lagunya dalam bahasa Inggris.
Album-album Hammerfall adalah: Glory To The Brave (1997), Legcy Of Kings (1998), Renegade (2000), Crimson Thunder (2002), One Crimson Night (2003, live CD dan DVD), Chapter V: Unbent, Unbowed, Unbroken (2005), Threshold (2006), Steel Meets Steel: Ten Years Of Glory (2007, best of), Masterpieces (2008), No Sacrifice, No Victory (2009), Infected (2011), (r)Evolution (2014), Built To Last (2016), Dominion (2018), dan Live! Against The World (2020).
Beberapa lagu hits mereka: Hearts Of Fire, Heeding The Call, Templars Of Steele, Blood Bound, Let The Hammer Fall, Riders Of The Storm, Stronger Than All, Stone Cold, Keep The Flame Burning, The Metal Age, Living In Victory, The Unforgiving Blade, The Way Of The Warrior, dan One Agains The World. Warna musik dan lagu mereka relatif di semua album.
Tidak pernah terdengar mereka berkeksperimen terlalu jauh keluar dari warna musik mereka. Ini tentunya sebuah nilai tambah karena merefleksikan konsistensi dan menghindari kekecewaan para fans.