Lihat ke Halaman Asli

Nur Septiani

Penulis lepas

Berdukalah! Lalu Bersukarialah!

Diperbarui: 10 September 2022   15:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by unsplash.com

Karya ini telah dituliskan sebelumnya di instagram pribadi saya dengan judul yang sama, tetapi ada beberapa kalimat di instagram yang lebih dipersingkat.

(2013)

Ahmad yang telah berusia 20 tahun, menghabiskan waktunya berjualan keripik singkong. Ia hidup sebatang kara setelah Mama dan Bapaknya dipanggil lebih dulu oleh Tuhan melalui tragedi kecelakaan di jembatan merah.


Ahmad kerap kali menjelaskan sebuah cara-cara atau tutorial pada orang-orang yang membeli dagangannya. Tak sedikit yang menganggapnya sebagai orang sinting karena terlalu sering berbicara.

"Cara agar keripik ini bisa garing."
"Hei, dengarkan saya." Ahmad sedikit memaksa seorang pria sebayanya untuk mendengarkan perkataannya dan ia mulai menjelaskan kian teratur dan jelas.

"Padahal bukan kamu yang buat, kan?"

"Kamu belum tahu kalau Mamaku sudah meninggal? Jadi bukan dia lagi yang membuat ini semua. Tapi aku." Pria tadi cukup terenyuh mendengarnya, membuatnya tak lagi berbicara.

"Sebaiknya kamu ke psikiater, Mad."

*

Di dalam sebuah kampung kecil kumuh, Ahmad bertemu dengan anak-anak SD bernama Aji, Duta, Imas dan Lukas yang hendak membeli keripik singkong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline