Lihat ke Halaman Asli

NURSARI

Universitas Padjadjaran

Advokasi Mengenai Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Mahasiswa

Diperbarui: 15 Desember 2023   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Advokasi Mengenai Kesehatan Mental dan Kesejahteraan Mahasiswa 

Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang kuat & bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal & intersosial yang memuaskan. Stigma kesehatan mental di Indonesia masih dianggap tabu, bahkan banyak masyarakat yang belum peduli akan kesehatan mental dirinya sendiri. Padahal pentingnya dukungan dari berbagai instansi masyarakat dapat memperbaiki angka penanggulangan kesehatan mental di Indonesia.

Mahasiswa dituntut untuk memiliki keterampilan hidup yang dapat membantunya beradaptasi dengan beberapa tantangan yang terjadi selama proses perkuliahan. Jika melihat prevalensi angka kondisi stress akademik terhadap mahasiswa, hal ini terjadi akibat banyak tuntutan belajar yang menyebabkan munculnya stress bahkan depresi. Maka dari itu, program promosi kesehatan mental di lingkungan kampus dan masyarakat tidak hanya membahas tentang isu kesehatan mental, tetapi membahas tentang pencegahannya. 

Program promosi kesehatan mental juga dilakukan dengan dasar teori yang jelas dan hasil penelitian yang relevan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan konseling gratis yang menjunjung nilai kenyamanan dan privasi setiap individu yang lebih terpantau, sertadengan melakukan kampanye terhadap kesadaran mental setiap individu. Dalam penerapannya di lingkungan kampus, promosi kesehatan mental tidak hanya melibatkanmahasiswa, tetapi melibatkan seluruh civitas akademika Institusi Perguruan Tinggi. 

Penanggulangan kesehatan mental dengan baik, tidak luput dari peran berbagai elemen pemerintah dan masyarakat , salah satunya civitas akademika. Saya sebagai mahasiswa merasa, kita dapat memanfaatkan penggunaan teknologi untuk membantu pengembangan kesadaran kesehatan mental. Menurut saya, media juga dapat berperan penting dalam menanggulangi hal ini, terlebih sekarang banyak media yang lebih memberitakan mengenai kejadian-kejadian serius dalam kesehatan mental. Namun, tidak berfokus pada cara menanggulanginya.

Sebagai mahasiswa juga, harus ikut memberikan pemahaman terkait kesehatan mental, misalnya saat masa orientasi diperkenalkan bagaimana cara menjaga kesehatan mental di kampus terutama bagi mahasiswa baru yang jauh dari orangtua. Jika merasa ada beban yang tidak dapat ditanggung sendiri dan kehilangan minat pada apapun, segeralah cari pertolongan.

Penelitian sebelumnya telah menyoroti potensi acara kampus untuk menumbuhkan hubungan sosial dan rasa memiliki, yang keduanya sangat penting untuk kesejahteraan dan kesuksesan akademik mahasiswa. Namun, terlepas dari kesadaran ini, masih ada kekurangan bukti tentang strategi yang paling efektif untuk mencapai tujuan ini.

Kesehatan mental pada mahasiswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor genetika, keluarga, pertemanan, gaya hidup, sosial, dan berbagai faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi mahasiswa secara positif maupun negatif. Akan tetapi, masih banyak mahasiswa yang tidak menyadari dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari faktor-faktor tersebut sehingga mereka lupa akan kesehatan mental mereka. 

Mereka lupa untuk berfokus pada kesehatan mental mereka karena mereka hanya berfokus pada tugas, organisasi, jadwal kuliah, serta tuntutan-tuntutan yang ia terima dari orang-orang di sekitarnya. Regulasi diri dalam belajar yang baik akan membantu mahasiswa untuk memenuhi tuntutan-tuntutan yang dihadapinya. Regulasi diri adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kontrol terhadap emosi dan perilakunya di situasi apapun secara mandiri.

Pada intinya kesehatan mental juga merupakan hal yang sama pentingnya dan harus lebih diperhatikan. Karena ini sama bahayanya dengan penyakit yang menyerang fisik jika tidak segera diperiksakan. Namun tentu sebelum melakukan pemeriksaan pun kita harus terlebih dahulu paham akan apa itu kesehatan mental.

Melihat dengan begitu banyaknya kasus-kasus terdahulu mengenai mahasiswa yang terkena gangguan kesehatan mental dan berujung kepada mengakhiri hidupnya, membuka pandangan semua orang (terutama mahasiswa) agar bisa peduli dan tidak menyepelekan masalah kesehatan mental ini. Perlu adanya kesadaran dalam diri setiap mahasiswa akan pentingnya menjaga kesehatan mental, menghindari orang-orang yang akan membuat mental down. Hal inilah yang harusnya menjadi pembelajaran untuk semua mahasiswa di luar sana akan pentingnya menjaga kesehatan mental diri sendiri. 

Jangan pernah merasa bahwa masalah kesehatan mental adalah hal yang sepele, ini merupakan masalah yang sangat penting untuk perlu disadari. Perlu diingat pula bahwa semua perasaan yang dirasakan adalah valid, semua orang berhak untuk merasa sedih, menangis, kecewa, marah akan suatu keadaan yang terjadi. Akan tetapi, perlu untuk diingat bahwa kesehatan mental harus tetap terjaga karena tidak ada satu orang pun yang akan bertahan selamanya ada di sisi kita selain diri kita sendiri. 

Terdapat beberapa hal yang bisa diterapkan untuk mengatasi agar kesehatan mental mahasiswa tetap terjaga, seperti memiliki waktu untuk diri sendiri, jangan membebani diri sendiri, memiliki waktu tidur yang cukup, membatasi diri berinteraksi dengan orang-orang yang dapat menguras energi, rajin beribadah, dan tentunya tetap terhubung dengan keluarga. Sayangilah diri kita, jaga kesehatan mental kita karena masa depan kita masih panjang. Jangan melakukan tindakan yang berakibat fatal, seperti bunuh diri, melukai diri, dan tindakan negatif lainnya karena masih banyak hal-hal yang lebih indah dan menyenangkan yang akan bisa ditemui di masa depan.  

Cara lain adalah cobalah untuk menjadi pendukung yang baik bagi teman ataupun orang sekitar kalian yang sedang berjuang menghadapi gangguan mental yang dialami. Sekecil apapun dukungan yang kalian berikan itu akan sangat bermanfaat bagi mereka yang sedang berjuang dengan kesehatan mental yang dialami. Masalah kesehatan mental ini akan dapat diatasi bila semua pihak bisa berkontribusi dengan baik dalam menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan mental.

Sangatlah penting bagi universitas dan perguruan tinggi untuk berinvestasi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan meningkatkan literasi kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara seperti intervensi daring dengan ambang batas rendah, pelatihan kelompok berbasis bukti yang ditargetkan, dan menyediakan sumber daya kesehatan mental.

Oleh karena itu, permasalahan kesehatan mental tidak dapat selesai hanya dengan penempatan psikolog, namun juga dibutuhkan sistem yang holistik. Individu yang sehat harus tetap sehat, individu yang rentan tidak boleh sakit, dan individu yang sakit harus ditolong. HPU terus mengadvokasi Universitas dalam mendorong kebijakan yang berwawasan kesehatan mental dan well being mahasiswa serta membantu pengembangan sistem kampus sejahtera termasuk ketersediaan layanan hingga sistem rujukan dan rehabilitasi.


Nursari Utami Dewi 

Fakultas Ilmu Budaya, Sastra Indonesia 

Universitas Padjadjaran 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline