Lihat ke Halaman Asli

Harapan dari Seorang Tukang Bersih-bersih Monas

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13713872161822268952

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan yang maha esa.

Pada hari Minggu, 16 Juni 2013 . saya bersama teman saya pergi ke Monumen Nasional (MONAS) di Jakarta Pusat, saya berkeliling sambil melihat – lihat acara yang belangsung di sana. Mungkin acara untuk menyambut Ulang tahun Jakarta.

Ketika saya melihat lihat, mata saya dan teman-teman saya terpaku kepada seseorang yang sedang membersihkan sampah, miris ketika saya melihatnya, ketika semua orang sedang menikmati suasana weekend tetapi bapak itu sedang bekerja keras untuk membersihkan sampah yang ada di sekitarnya. Dan kemudian saya hampiri seorang bapak yang sedang membersihkan sampah di area monas tersebut.

setelah itu saya menghampiri dan bertanya kepada bapak tersebut. Berikut percakapan saya “Maaf Pak boleh kita ngobrol sebentar?”. Bapak itu pun jawab “Boleh mas” lalu saya tanya “Pak namanya siapa?” bapak itu pun menjawab “Pak Lamin mas”, saya “Oh. Pak Lamin, Pak bapak disini kerja apa?”, Pak Lamin “bapak tukang bersih – bersih di sini mas”, saya “oh, udah lama pak kerja disini?” , pak Lamin “lumayan lama”,  saya “bapak kerja waktunya dari kapan ?”, pak Lamin “Dari pagi sampe sore” , saya “Uh lama juga pak yah, Pak kan Ini acara Untuk menyambut hari Ulang tahun Jakarta nih, Sebernenya harapan bapak Untuk kedepannya gimana pak ?”, pak Lamin “ yah harapan bapak jakarta bisa lebih maju, dan karena bapak kerja sebagai tukang bersih-bersih, yah harapan bapak mudah - mudahan Jakarta agar tetap bersih dan aman”, kemudian teman saya tanya “lalu menurut penilaian bapak masyarakat Jakarta sekarang sudah menyadari kebersihan atau belum ?”, pak Lamin “saya kira masih kurang, apalagi pas festival gini tambah banyak”, lalu saya tanya lagi “Pak maaf kalo boleh tau bayaran nya gimana pak ?” , pak Lamin “yah ada, hitungannya harian, tapi di bayarnya bulanan, sesuai UMP apa UPT Lupa saya, hehe”, saya “kalo boleh tau Berapa pak?” , pak Lamin “2,2”, saya “Oh gitu..!, yaudah makasih yah pak atas obrolannya, semoga harapan bapak untuk Jakarta bisa terwujud” dan setelah itu saya meminta foto bersama.

Itulah harapan dari seorang yang cinta akan kebersihan lingkungan kotanya. Semoga kita semua bisa menjanga dan melaksanakan apa yang bapak Lamin itu harapkan. Bukan di Lingkungan jakarta tapi di seluruh indonesia. Agar lebih menyadari akan kebersihan.

Harapan sekecil itu yang bisa membuat berubah suatu hal yang besar. Sekian tulisan saya, semoga menjadi motivasi untuk menumbuhkan Harapan anda. Untuk Negara kita tercinta ini. [caption id="attachment_268299" align="alignnone" width="300" caption="Pak lamin & Saya "]

137138709593161354

[/caption] [caption id="attachment_268302" align="alignnone" width="300" caption="pak Lamin, temen, saya"]

1371387358112259581

[/caption]



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline