Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Penerjemah

Contoh "Storyline" dan Skenario Sinetron Komedi (Sitcom)

Diperbarui: 19 Januari 2021   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster sitkom The Coffee Bean Show/Sumber: melviyendra.wordpress.com

Sebelum berkecimpung secara purnawaktu (full-time) sebagai penerjemah dokumen hukum (legal translator) sejak 2010, saya pernah menjadi penulis skenario (scriptwriter) atau anggota tim kreatif dalam sebuah sinetron komedi (sitkom) atau sitcom (situation comedy) pada 2007 di bawah naungan Aris Nugraha Production (ANP) yang dipimpin oleh sutradara Aris Nugraha.

Familiar dengan nama rumah produksi tersebut?

Ya, ANP adalah nama PH (Production House) atau rumah produksi yang memproduksi sinetron-sinetron komedi yang saat ini tayang yakni Preman Pensiun dan Tukang Ojek Pengkolan (TOP). Sebelumnya antara lain ada Gober, Bike Boyz, Awas Ada Copet, dan, yang paling fenomenal, Bajaj Bajuri pada kurun waktu 2002-2007.

Saat itu, sebagai yunior dalam penulisan skenario (scriptwriting), saya mendapat tugas membuat skenario sitkom The Coffee Bean Show (TCBS) yang tayang di Trans TV sejak 2007 dengan disponsori salah satu kedai kopi jenama (brand) internasional. 

Sinetron TCBS yang berdurasi 30 menit itu tayang setiap Ahad pukul 18.30 WIB. Serial sitkom itu sendiri mengulik permasalahan serta konflik dalam sebuah kedai kopi antara barista, pihak manajemen serta para pelanggannya yang beranekaragam. Para pemainnya antara lain Shareefa Daanish, Meisya Siregar, Uya Kuya, Tika Putri, David Chalik, David Alexandre, Ratna Galih, dan Hamka Siregar

Sementara para anggota tim kreatif (scriptwriter) TCBS adalah Nursalam AR, Sokat Rahman, Melvi Yendra (sekarang penulis skenario sitkom Amanah Wali), Sakti Wibowo, Dodi Sanjaya (sekarang sutradara TOP), Dewi Sartika (novelis pemenang Sayembara Novel DKJ), Pritha Khalida, Erwina Azwir, Erike Yuliartha, Diani Citra (sekarang doktor komunikasi di Amerika Serikat), Alia Deviani, dan Lili Nurfalah.

Singkat cerita, untuk membuat naskah skenario untuk durasi tayang 30 menit, diperlukan 4-5 halaman ketik draf skenario dengan spasi 1 dan font Tahoma 10. Itu pun tidak selalu draf awal disepakati untuk dijadikan naskah final. Belum lagi, di lapangan, naskah final biasanya cenderung akan mengalami penambahan atau improvisasi dari sutradara sebagai eksekutor akhir.

Dan, jauh sebelumnya, sebelum disepakati (berdasarkan rapat tim dan sutradara) untuk dibuat sebagai skenario, harus ada storyline berdasarkan ide cerita masing-masing anggota tim kreatif. Storyline pun diadu dan diuji dalam rapat tim agar lolos untuk dilanjutkan menjadi sebuah skenario.

Jadi, membuat naskah cerita atau skenario sinetron tidaklah sesingkat Anda menontonnya di layar kaca. Juga tidak semudah Anda menulis catatan harian di diary pribadi bergembok. 

Ada keringat dan curahan pikiran yang ditumpahkan di dalamnya, termasuk debat keras dalam rapat tim yang bisa berlangsung seharian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline