Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Penerjemah

Mengapa Harus Mendoakan Pemimpin Zalim Dapat Hidayah?

Diperbarui: 12 Januari 2021   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Muslim yang berdoa/Foto: pixabay.com

Sering sekali ditemui, entah di media sosial atau grup perpesanan (messaging group) seperti Whatsapp (WA), Telegram atau Line, pelbagai seruan untuk mendoakan para pemimpin negeri agar mendapat hidayah.

Dalilnya? Itu ajaran agama, katanya.

Okelah, jika mereka para pemimpin yang adil dan welas asih kepada rakyatnya.

Bagaimana jika pemimpinnya tergolong atau dapat dikategorikan pemimpin zalim? Mengapa harus didoakan agar mendapat hidayah?

Di sinilah hikmah mengapa ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah ayat yang berbicara tentang membaca (Iqro'). Karena membaca, dalam pengertian luas, juga mengajak kita berpikir kritis dengan pemahaman penuh, termasuk untuk menyikapi seruan kosong dan tidak berdalil tersebut.

Mari kita sigi dan teroka secara saksama.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "zalim" diartikan sebagai "bengis; tidak menaruh belas kasihan; tidak adil; kejam".

Sementara, hidayah, juga menurut versi KBBI, adalah "petunjuk atau bimbingan dari Tuhan".

Jika seruan itu dimaksudkan dalam konteks sosial kemanusiaan, terlepas dari apa pun motifnya, tentulah dapat dimaklumi.

Namun jika dikait-kaitkan dengan dalil keagamaan, tentu beda soal. Persoalannya beda lagi, ranahnya pun berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline