Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Penerjemah

[Cerita Rakyat] Tiga Jurus Hikmah dari Si Pitung

Diperbarui: 10 Januari 2021   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Almarhum Dicky Zulkarnaen sebagai Si Pitung dalam film "Si Pitung"(1970)/Sumber: Tribunnews.com

Folklor atau cerita rakyat Betawi tentang Si Pitung sudah sedemikian populernya dikenal masyarakat luas. Hingga dituliskan dalam sebuah novel berjudul Si Pitung pada era 70-an dan juga diangkat ke layar lebar sejak 1930-an. 

Untuk film versi modern pasca-kemerdekaan Indonesia, ada beberapa film bertema tentang perjuangan Si Pitung yang dibintangi oleh Dicky Zulkarnaen (suami aktris senior Mieke Wijaya dan ayah dari aktris Nia Zulkarnaen) dalam kurun waktu 70-80an yang antara lain berjudul Si Pitung, Si Pitung Banteng Betawi, dan Titisan Si Pitung.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), folklor atau cerita rakyat didefinisikan sebagai "(1) adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan; (2) ilmu adat istiadat tradisional dan cerita rakyat yang tidak dibukukan".

Sementara berdasarkan Oxford Dictionary, folklore (yang diserap menjadi "folklor" oleh bahasa Indonesia) bermakna "traditions and stories of a country or community".

Folklor adalah tradisi dan cerita sebuah negara atau masyarakat atau komunitas, demikian terjemahannya.

Dan sebagai bagian dari komunitas Betawi Jakarta, dari garis silsilah ayah dan ibu, saya mengenal folklor atau cerita rakyat Betawi tentang Si Pitung sejak kecil dari penuturan lisan orang tua dan kisahan tradisional masyarakat Betawi lewat pantun atau pertunjukan Lenong. Tradisi tuturan kepahlawanan itu telah berlangsung dari generasi ke generasi.

Terlepas dari kontroversi apakah Si Pitung itu jawara (pendekar; jagoan) versi masyarakat Betawi atau parewa (penjahat; perusuh) versi catatan Belanda, Si Pitung yang dijuluki Robin Hood van Batavia telah menjadi memori kolektif masyarakat Betawi tentang sosok kepahlawanan heroik melawan kolonialisme Belanda.

Rumah Si Pitung yang menjadi Museum Si Pitung di Marunda, Jakut/Foto: historia.id

Rumah Si Pitung, di Marunda, Jakarta Utara, pun dipugar menjadi cagar budaya Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta yang dikelola oleh Pemerintah Daerah DKI Jakarta. 

Termasuk juga sebuah masjid kampung yang bernama Masjid Alam di dekat rumah Si Pitung yang kabarnya menjadi tempat konsolidasi spiritual dan strategi Si Pitung dalam melawan Kompeni Belanda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline