Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Penerjemah

Apa Salahnya Menjadi Penulis Epigon?

Diperbarui: 10 Desember 2020   17:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengertian "Epigon"/Sumber: dictionary.com

Dalam kepenulisan, orang yang meniru-niru gaya tulisan seorang penulis lazim disebut epigon, peniru atau pengekor.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), "epigon" didefinisikan sebagai "orang yang tidak memiliki gagasan baru dan hanya mengikuti jejak pemikir atau seniman yang mendahuluinya".

Yang namanya ekor letaknya selalu di belakang. Ia membuntuti sesuatu yang berada di depannya.

Sebagaimana ekor yang takkan pernah mendahului kepala, sejatinya seorang epigon tidak akan pernah berhasil mengungguli penulis yang ditirunya.

Lantas apa salahnya menjadi epigon?

Sepenuhnya salahkah? Salahkah bila kita meniru gaya bertutur J.K. Rowling atau gaya kontemplatif Goenawan Mohammad, misalnya?

Prinsip Copy The Master

Prinsip belajar yang paling primitif adalah mengamati dan meniru.

Bayi manusia belajar berbicara dengan mengamati dan menirukan suara-suara di sekitarnya terlepas dari apa pun penafsiran manusia dewasa akan hasil peniruan sang bayi. Demikian juga dalam kepenulisan.

Prinsip copy the master (meniru sang ahli) adalah kelaziman dalam tahap awal pembelajaran menulis. Sebagian buku panduan menulis bahkan menyebutnya "kewajiban".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline