Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Penerjemah

"Ambyar", Warisan Didi Kempot untuk Bahasa Indonesia

Diperbarui: 6 Mei 2020   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sobat ambyar berjoget saat penyanyi Didi Kempot tampil di hari pertama Synchronize Festival 2019 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019).(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Didi Kempot, sang penyanyi campursari yang dijuluki "The Godfather of Broken Heart" atau "Bapak Patah Hati Nasional", kali ini benar-benar membuat para penggemarnya patah hati untuk selamanya. Bukan dengan rilis lagu terbarunya, tapi dengan kematiannya pada Selasa, 5 Mei 2020 karena henti jantung di Solo, Jawa Tengah.

Praktis, para penggemar Didi Kempot yang disebut Sobat Ambyar berduka total. Wis ambyar...

Didi Kempot, yang juga adik kandung Mamiek Prakoso (pelawak Srimulat) dan putera musisi Ranto Edi Gudel, tidak hanya meninggalkan sekitar 800 tembang campursari, yang mayoritas berbahasa Jawa, tetapi juga meninggalkan warisan bagi khazanah bahasa Indonesia, yang terdapat dalam KBBI, yakni kata "ambyar".

Kata "ambyar" sendiri memang bukan diciptakan oleh sang seniman kelahiran 53 tahun lalu itu, namun Didi Kempot berjasa membangkitkan kembali popularitas kata tersebut di tengah masyarakat Indonesia lewat tembang berjudul Ambyar pada 2019.

Kendati lirik lagu Ambyar karya Didi Kempot sepenuhnya berbahasa Jawa, namun judul lagu itu yakni "ambyar" ternyata dapat ditemui dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang disusun oleh Pusat Bahasa -- Departemen Pendidikan Nasional, setidaknya pada KBBI edisi keempat (PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011).

"Ambyar" yang diserap dari bahasa Jawa didefinisikan dalam KBBI sebagai "bercerai-berai; berpisah-pisah; tidak terkonsentrasi lagi".

"Ambyar" dan kata-kata serapan bahasa Jawa

Sama seperti kata-kata serapan bahasa Jawa lainnya, seperti "mudik", "mbeling" atau "ngoko", yang umumnya ditandai dengan kode "cak" dalam KBBI (yang berarti "percakapan"), demikian juga dengan "ambyar". Itu artinya kata-kata tersebut merupakan ragam bahasa percakapan atau lisan.

Namun hal itu tidak berarti kata-kata tersebut berkasta lebih rendah. Bahkan bisa jadi kata-kata serapan tersebut justru lebih populer di tengah masyarakat pengguna bahasa Indonesia alih-alih kata-kata yang tidak bertanda "cak".

Dalam konteks popularitas kata, jasa Didi Kempot mengangkat kata "ambyar" sejatinya sama dengan kontribusi sang Diva Pop Ruth Sahanaya, yang karib dipanggil Uthe, yang mempopulerkan kata "amburadul" lewat lagu tenarnya berjudul Amburadul pada 1989.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline