Lihat ke Halaman Asli

Nursalam AR

TERVERIFIKASI

Penerjemah

Jokowi, laksana Ayam Kehilangan Induk?

Diperbarui: 26 Maret 2020   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi sungkem pada Hj. Sudjiatmi Notomihardjo/Sumber: tabloidbintang.com

Indonesia berduka. Ibunda Presiden Joko Widodo (Jokowi), Hajjah Sudjiatmi Notomihardjo wafat di Solo, Jawa Tengah, pada hari Rabu, 25 Maret 2020 dalam usia 77 tahun karena sakit kanker tenggorokan, yang menurut keterangan resmi dari Jokowi, telah diderita ibunya sejak empat tahun silam.

Sebagai putera sulung Hj. Sudjiatmi, selepas berpulangnya sang ibunda, akankah Jokowi seperti ayam kehilangan induk?

Dalam makna harfiah terkait konteks hubungan ibu dan anak, jelas iya. Jokowi jelas kehilangan sang induk tersayang, yakni Bu Hajjah Sudjiatmi yang telah melahirkan dan mengasuhnya. Namun, dalam pengertian konotatif frasa tersebut yakni "keadaan bingung atau tak menentu karena kehilangan tumpuan", hanya waktu yang akan membuktikan.

Banyak pemimpin Indonesia yang tampak limbung selepas kepergian orang-orang terkasihnya. Mantan penguasa Orde Baru, Soeharto, yang berkuasa selama 32 tahun, tampak rusuh hati dan sering muram, yang konon disinyalir mengakibatkan beliau tidak fokus menjalankan roda pemerintahan, setelah kematian istri tercintanya, Siti Hartinah yang akrab dipanggil Bu Tien Soeharto, pada 1996. Dua tahun sebelum sang jenderal besar diturunkan dari takhtanya oleh gerakan Reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa pada 1998.

Mantan presiden Indonesia hasil pemilu langsung pertama, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), juga terlihat bersemak hati alias bingung dan gelisah setelah wafatnya sang istri, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono), pada 1 Juni 2019 dan disusul dengan berpulangnya sang ibundanya, Siti Habibah, pada 30 Agustus 2019.

Demikian juga mantan presiden Megawati yang kehilangan sang suami, Taufieq Kiemas, pada 2013. Saat itu, mantan presiden perempuan pertama Indonesia itu sempat menepi dari hiruk pikuk politik selama sekian waktu. Taufieq Kiemas yang juga mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), yang dulu berafiliasi dengan Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Bung Karno, ayah Megawati, memang tak sekadar suami belaka bagi seorang Megawati Soekarnoputri. Ia juga seorang penasihat politik sekaligus mentor politik Megawati yang pada awalnya hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

Yang terakhir, almarhum BJ Habibie yang kehilangan sang belahan hatinya, Ainun Hasri Habibie, pada 2010. Mantan presiden Indonesia pertama pasca-Orde Baru ini bahkan demi mengobati rindunya pada sosok sang istri menelurkan beberapa buku, yang menurutnya adalah hasil terapi menulisnya,  yang didedikasikan bagi sang istri. Beberapa buku tersebut kemudian sukses diangkat ke layar lebar dengan jumlah penonton yang fenomenal.

Induk ayam yang mengayomi anak-anaknya/Sumber: truetales.info

Lantas, apakah Jokowi akan mengalami "masa bersemak hati" sebagai "ayam yang kehilangan induknya"?

Entahlah, tentang perkara ini, tentu hanya Tuhan, Jokowi dan keluarga terdekatnya yang mengetahuinya.

Namun, di sisi lain, sebagai yatim semenjak wafatnya sang ayah, Widjiatno, pada tahun 2000, Jokowi justru tumbuh sebagai -- apa yang disebut Malcolm Gladwell---"eminent orphan" (anak yatim yang terkenal). 

Fenomena serupa, yang menurut Malcolm Gladwell, juga ada pada beberapa presiden Amerika Serikat, termasuk Barrack Obama, yang juga ditinggal wafat sang ayah pada usia muda. Tentu hal ini tidak terlepas dari pengasuhan mendiang Hajjah Sudjiatmi sebagai ibunda Jokowi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline