Lihat ke Halaman Asli

Cina-Indonesia: Peluang Kekuasaan yang Tidak Disia-siakan

Diperbarui: 22 Desember 2016   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita tidak dapat memungkiri bahwa Tiongkok memberi pengaruh besar kepada Negara kita. Jika kita melihat ke sekliling, banyak  produk Cina yang beredar di pasaran, mulai dari makanan hingga produk elektronik. Kita juga tidak dapat memungkiri bahwa produk-produk Cina tersebut (terutama elektronik) sangat diminati oleh masyarakat. Hal itu menunjukkan bahwa Cina telah menguasai pangsa pasar Indonesia.

Permintaan terhadap produk elektronik yang canggih dengan fitur lengkap sangat tinggi belakangan ini. Kita dapat melihat bahwa alat komunikasi menjadi sesuatu yang seolah wajib dimiliki oleh setiap orang, maka dari itu, perusahaan-perusahaan elektronik berlomba-lomba untuk mempercanggih produknya agar lebih diminati masyarakat. Akibatnya, hargapu menjadi mahal karna fitur yang canggih tersebut, sementara jika kita melihat rata-rata masyarakat Indonesia masih memiliki daya beli yang rendah sehingga produk-produk cangih tersebut tidak dapat dijangkau.

Kesempatan inilah yang dimanfaatkan dengan sangat baik oleh produsen Cina. Mereka memiliki kemampuan untuk meniru produk-produk canggih dari Negara lain namun dengan harga yang lebih murah. Memang, harga yang murah sebanding dengan kualitas produk yang kurang bagus sehingga masyarakat dengan pendapatan tinggi cenderung menghindari produk Cina. Namun seprti yang kita ketahui bahwa rata-rata masyarakat Indonesia masih berpendapatan rendah sehingga produk Cina adalah alternative yang tepat untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dengan harga yang rendah.

Hal tersebut membuat produk Cina menjadi yang paling diminati di pasar Indonesia. Seperti yang kita lihat di sekitar, elektronik merk Cina banyak digunakan oleh masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa Cina berhasil menguasai pasar Indonesia. Dampak dari produk Cina yang menguasai pasar Indonesia memang baik, karena berhasil memenuhi permintaan masyarakat dalam hal komunikasi. Namun disisi lain, hal ini memberi dampak buruk pada produsen alat komunikasi dari Indonesia. Mereka cenderung malas berinovasi karena melihat produk Cina telah sukses dan sulit untuk disaingi. Contohnya seperti Esia. Sebelumnya, produk Esia berhasil menguasai pangsa pasar Indonesia. Karena produk tersebut dianggap murah, tidak seperti produk luar yang tidak terjangkau. Namun setelah produk Cina bermunculan dan produk local tersebut kalah saing, kini namanya tidak terdengar lagi. Tidak ada usaha dari perusahaan local tersebut untuk berinovasi dan memenangkan persaingan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa walaupun produk Cina berhasil mengalahkan produk local, masyarakat tetap diuntungkan karena masyarakat tetap bisa mendapatkan alat komunikasi yang canggih dengan harga yang murah.

Cina selain produknya menguasai pasar di Indonesia, dia juga tertarik untuk merintis usaha disini. Buktinya sekarang banyak sekali perusahaan yang pimpinannya adalah orang Cina. Karen mereka rata-rata orangnya tekun, jadi mereka tidak takut untuk gagal. Dari sifat itulah mengapa saat Cina membuat usaha sendiri dan merintisnya dari awalpun mereka bisa berhasil. Sebagai akibatnya, di Indonesia menjadi banyak perusahaan yangpemimpinnya adalah orang Cina. Itu berdampak buruk kepada masyarakat Indonesia, karena itu dapat mengurangi kesempatan orang Indonesia untuk berusaha dan membentuk lapangan pekerjaan baru dan menjadi pemimpin sebuah perusahaan, dengan kata lain orang Indonesia hanyalah menjadi budak di negaranya sendiri.

Tapi semua itu bukanlah sepenuhnya kesalahan orang Cina, itu juga adalah kesalahan orang Indonesia sendiri karena mereka kurang tekun hingga kalah saing oleh orang Cina. Tapi disisi lain dampak positif dari kekuasaan si Cina itu menjadikan banyak lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia. Dan pengusaha Cina juga suka mempekerjakan orang Indonesia karena mereka mau dibayar murah, sesuai dengan sifat pengusaha yang berorientasi pada profit. Intinya adalah bahwa kekuasaan Cina juga memberi banyak manfaat bagi warga local yang tidak mau merintis usaha dari awal dan hanya ingin menjadi seorang pekerja yang bekerja pada orang Cina tersebut.

Kekuasaan CIna tidak hanya berhenti sampai disitu. Di bidang politik pun, Cina sudah mulai menunjukan kekuasaannya di Indonesia. Contohnya adalah Ahok yang merupakan gubernur DKI Jakarta periode ini. Kekuasaan Ahok di Jakarta mengundang banyak  pro-kontra dari masyarakat. Sebagian berpikir bahwa kekuasaan Ahok dapat berdampak pada banyaknya pendatang Cina yang menempati Indonesia dan pada akhirnya Indonesia akan bernasib seperti Singapura di mana warga melayu semakin lama semakin tergusur dan tergantikan oleh banyaknya etnis Tionghoa. Sebagian  lagi berpikiran bahwa tidak masalah jika yang memimpin berasal dari etnis Tionghoa, yang terpenting adalah gaya kepemimpinannya yang tegas, jujur, dan demokratis. Bahkan sebagian warga Jakarta menganggap bahwa kondisi kota yang sekarang lebih kondusif dan rapi daripada yang sebelumnya. Hal ini menunjukan bahwa tidak masalah dari etnis mana seorang pemimpin berasal, yang terpenting adalah caranya menjalankan tugas.

Kesimpulannya adalah seberapa pun dampak dari kekuasaan Cina di Indonesia , kita sebagai pribumi harus berusaha lebih giat untuk bersaing dimasyarakat. Jangan sampai kekhawatiran tentang Cina yang akan menguasai Indonesia sepenuhnya bisa terjadi akibat dari kurang kompetennya orang pribumi.

*Penulis adalah mahasiswa semester 1 jurusan Ilmu Komunikasi UNTIRTA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline