Lihat ke Halaman Asli

Nurrum Mauludyah

Mahasiswa Mgister Profesi Psikologi

Konseling Menurut Pemikiran Filsuf Rene Descartes

Diperbarui: 24 Januari 2022   01:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berfilsafat mendorong untuk mengetahui apa yang telah kita ketahui dan apa yang belum kita ketahui. Pengetahuan untuk memenuhi rasa ingin tahu yang bersifat “aku” ini yang menjadi pandangan dari filsuf Rene Descartes. Rene Descartes memiliki perbedaan pandangan dalam dunia fisik dan dunia mental yaitu “selves”. Yakni, pada setiap diri manusia memiliki keunikan yang terletak pada kepribadian. Pengamatan yang dilakukan oleh Descartes terbatas pada pengamatan “selves” orang lain yang memiliki sifat yaitu non-materi. Artinya, pengamatan pada seseorang terebut terletak pada cara pandang atau pikir seseorang yang kemudian ditunjukkan dengan perilaku mereka.

Rene Descartes berfokus pada persoalan identitas dimana hal ini menawarkan model pikiran dan materi yang hingga kini diadopsi secara pasif oleh banyak orang. Pandangan filsafat Descrates memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan Ilmu Psikologi khususnya pada bidang Konseling mengenai bagamana teori-teori dalam psikologi memandang manusia. Salah satunya Descartes memberikan kontribusi terhadap pandangan yang lebih mengedepankan “self” dimana pada pandangan tersebut melahirkan pendekatan konseling yaitu client centered.

Descartes mengatakan bahwa dengan “self” yang dimiliki setiap manusia sehingga dalam menangani manusia juga tidak dapat disamaratakan antara satu dengan yang lainnya. Dalam praktik konseling Descartes menekankan pada “self” untuk terus menggali peran dan fungsinya. Individu yang memiliki “self” dipandang sebagai individu yang berkarakter unik, maka dari situlah Descartes menekankan bahwa layanan konseling haruslah dilakukan secara individual atau diantara konselor dan konseli. Menurut Descartes ketika konselor melihat konseli, maka yang sesungguhnya sedang Ia lihat adalah dirinya sendiri. Hal ini ada pada independensi konselor sebagai “self” dalam memandang konseli sebagai “self” pada saat proses pelayanan konseling.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline