Lihat ke Halaman Asli

NURRIN RAHMADANI

Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya

Postmodernisme dan Feminisme yang Saling Terikat

Diperbarui: 12 Desember 2023   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Persepsi saya, aksi feminis dapat dilihat sebagai bagian dari pendekatan postmodernis terhadap feminisme. Teori postmodernisme menekankan keragaman, perubahan, dan kompleksitas dalam memahami realitas sosial. Dalam konteks feminisme, pandangan postmodernis mempertanyakan narasi tunggal tentang pengalaman perempuan dan mengakui keragaman pengalaman gender. Saya menaruh persepsi saya sebagai feminis muda kadang seringkali mengadopsi sikap skeptis terhadap narasi patriarki yang mengklasifikasikan perempuan secara kaku. Saya pun mungkin cenderung melihat gender sebagai konsep yang lebih fluid, terbentuk oleh sejumlah faktor sosial dan budaya.

Dalam pandangan postmodernis, identitas gender bukanlah sesuatu yang dapat dikotak-kotakkan secara statis, melainkan suatu spektrum yang terus berubah dan bervariasi. Selain itu, menurut saya, inspirasi dari postmodernisme cenderung menolak pemisahan baku antara subjek dan objek, menantang konsep otoritas tunggal, dan merayakan keragaman sudut pandang. Dalam konteks feminisme yang diilhami oleh teori postmodernisme, penentangan terhadap otoritas dapat terlihat dalam penggugatan terhadap narasi patriarki atau pandangan gender yang dianggap sebagai bentuk dominasi. Sebagai contoh, seorang feminis postmodern mungkin mengeksplorasi atau menentang narasi-narasi tradisional tentang peran perempuan dalam sejarah atau masyarakat.

Seorang penulis feminis postmodern bisa menciptakan karya yang meragukan atau menghadapi stereotip gender yang telah lama diterima sebagai kebenaran. Hal ini bisa melibatkan dekonstruksi terhadap konsep-konsep tradisional tentang feminitas atau maskulinitas yang mungkin telah diberikan otoritas oleh struktur kekuasaan patriarki.
Penting untuk diingat bahwa feminisme yang diinformasikan oleh teori postmodernisme cenderung mendukung pemahaman bahwa pengalaman perempuan sangat bervariasi dan tidak dapat dijelaskan secara merata oleh narasi tunggal. Oleh karena itu, penentangan terhadap otoritas dalam feminisme postmodern dapat tercermin dalam upaya untuk menggugat narasi-narasi yang membatasi dan merendahkan perempuan, serta mengakui kompleksitas serta keragaman pengalaman gender.

Dan menurut saya kasus feminisme memiliki kemiripan dengan postmodernisme dimana ideologi ini sama sama menerobos stereotip dan kenyataan yang abstrak. Sebagai contoh kasus feminis yang mengalami perubahan. Dapat ditemukan dalam pergeseran pandangan terhadap pekerjaan rumah tangga dan peran tradisional perempuan. Pada masa lalu, gerakan feminis awal bertujuan untuk membebaskan perempuan dari keterbatasan peran domestik dan mengakui kebutuhan perempuan untuk kesetaraan di ruang publik.

Sedangkan kasus postmodernisme kita coba ambil pencapaian teknologi sampai saat ini sangat berbeda, kesadaran yang saya dapatkan dari kelas teori komunikasi Dr. Geofakta Razali adalah tidak ada manusia di abad awal yang pernah menyangka teknologi masa kini bisa memudahkan kita semua dalam beraktivitas. Lalu kemajuan teknologi juga mendukung dalam memfasilitasi kebebasan berpilihan perempuan, contohnya; teknologi membantu perempuan untuk mencari informasi tentang taktik berjualan melalui media online.

Namun, seiring berjalannya waktu dan evolusi gerakan feminis, terjadi pergeseran pandangan terhadap pekerjaan rumah tangga. Beberapa kelompok feminis modern menekankan pentingnya menghormati pilihan perempuan dalam menjalani kehidupan mereka, termasuk pilihan untuk fokus pada pekerjaan rumah tangga atau karier profesional. Pemahaman ini mencerminkan perubahan dalam pandangan feminisme terhadap kompleksitas dan keanekaragaman pilihan perempuan. Pentingnya menyesuaikan pandangan feminis dengan perubahan dalam tuntutan dan aspirasi perempuan menunjukkan dinamika gerakan ini. Meskipun tujuan kesetaraan tetap menjadi inti gerakan feminis, definisi konkrit tentang apa yang dianggap "pembebasan" atau "kesetaraan" dapat bervariasi seiring waktu dan dalam konteks budaya yang berubah.

Lalu saya pun melihat feminisme sebagai alat untuk mengeksplorasi dan memahami kembali konstruksi sosial tentang gender secara kritis dan tidak hanya untuk perempuan melainkan gender gender baru lainnya. Dengan demikian, pandangan feminis perempuan muda juga menarik inspirasi dari postmodernisme dan membawa dimensi baru ke dalam perjuangan gender, dengan menekankan pada kompleksitas, keragaman, dan transformasi yang terus menerus dalam memahami dan mengatasi isu-isu gender.

Nurrin rahmadani 2022041095 University of pembangunan jaya




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline